Melalui keunikan yang ada pada setiap makanan tradisional Indonesia, penelitian ini mengerucutkan objek kajiannya pada makanan tradisional yang ada di Yogyakarta khususnya daerah Kota Gede. Daerah Kota Gede dikenal sebagai pusat sejarah dan budaya yang kaya akan warisan tradisional, termasuk dalam hal kuliner. Salah satu jajanan tradisional yang terkenal adalah Kipo, makanan ringan berbahan dasar tepung ketan dengan isian kelapa parut dan gula merah, untuk selanjutnya dipanggang dan dibungkus daun pisang. Jajanan ini berwarna hijau dan berbentuk pipih serta agak lonjong, dengan tekstur rasa sedikit kenyal. Asal usul kipo dipercaya berasal dari Kerajaan Mataram Islam, ketika Kotagede masih menjadi pusat kerajaan. Nama kipo sendiri berasal dari bahasa jawa "iki opo?" yang berarti "ini apa?", kemudian disingkat menjadi kipo.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode ini dipilih untuk memahami secara mendalam, tentang fenomena yang terjadi pada desain kemasan Kipo di Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi langsung dan wawancara. Observasi langsung dan wawancara dilakukan pada dua toko Kipo yaitu, Kipo Bu Djito (toko kipo pertama sejak 1930) dan Kipo Bu Amanah (pelanjut generasi Bu Djito). Setelah mengumpulkan data, analisis dilakukan dengan mengaitkan hasil observasi menggunakan lima sila dalam teori estetika Sumbo Tinarbuko.
Dari fenomena tersebut, penelitian ini mengkaji secara mendalam bagaimana kaitannya desain kemasan jajanan kipo dengan estetika desain dan bagaimana hal ini berdampak terhadap eksistensi jajanan tradisional yang ada di Yogyakarta. Dengan demikian, diharapkan kajian ini dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya pelestarian kemasan tradisional sebagai warisan budaya yang harus dijaga di era modernisasi saat ini. Jurnal ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi karya ilmiah di bidang estetika desain dan Desain Komunikasi Visual.
METODOLOGI
Dalam memperoleh keberhasilan tulisan jurnal ini, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan pengumpulan data primer secara mendalam melalui observasi langsung serta wawancara untuk kemudian diolah kedalam deskripsi dengan apa adanya ke dalam teks demi mendapatkan gambaran yang komprehensif dan akurat mengenai fenomena yang ada pada desain kemasan jajanan tradisional Kipo.
Adapun teori yang digunakan dalam menunjang pendekatan jurnal ini adalah estetika desain yang dibagi ke dalam lima sila estetika desain oleh Sumbo Tinarbuko. Seperti, aspek kesederhanaan, masa depan, simbol, tata nilai dan tata  kelola peradaban, serta membahas feminitas-maskulinitas.
TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat dua penelitian yang digunakan sebagai acuan pembanding dalam penelitian "Kajian Estetika Desain Terhadap Makanan Tradisional Kipo Dan Eksistensinya Dalam Kuliner Yogyakarta". Â Kajian pustaka pertama yang digunakan sebagai acuan adalah penelitian oleh Setiawan Sabana pada tahun 2007 dengan judul "Nilai Estetis Pada Kemasan Makanan Tradisional Yogyakarta". Pada penelitian tersebut ia menganalisis secara mendalam mengenai pengemasan makanan dalam tradisi acara di Yogyakarta seperti upacara kesultanan, upacara adat masyarakat, dan kemasan makanan sehari-hari. Dengan melakukan pendekatan nilai estetis dan filosofis, penelitian Setiawan Sabana berfokus pada nilai filosofis makanan tradisional pada upacara adat di Yogyakarta dan membaginya ke dalam tabel-tabel sebagai langkah pembanding untuk menemukan nilai estetis pada setiap kemasan makanannya.
Selanjutnya penelitian kedua yang digunakan sebagai acuan adalah jurnal "Desain Kemasan Tradisional Dalam Konteks Kekinian" oleh Benny Rahmawan Noviadji sebagai staff pengajar program studi Desain Komunikasi Visual Institut Informatika Indonesia (IKADO) Surabaya pada tahun 2014. Dalam artikel tersebut penulis menganalisis eksistensi kemasan tradisional yang kini mulai ditinggalkan masyarakat, karena dinilai menjadi kemasan yang terkesan murahan dan diidentikan dengan kumuh, tidak higienis, serta tidak praktis. Penelitian ini menggunakan teori pendekatan nilai industri yang mana penulis menjabarkan tentang kelebihan, kekurangan, dan potensi yang dimiliki oleh desain kemasan tradisional yang ada di pasaran.
Dari perbedaan kedua penelitian sebelumnya, jurnal ini membahas lebih mendalam sisi positif dari kemasan organik pada jajanan tradisional dan bagaimana kaitannya dengan lima sila estetika desain sebagai aspek untuk mengetahui pengaruh desain kemasan terhadap eksistensi jajanan tradisional
PEMBAHASAN