Mohon tunggu...
Mayaruchka
Mayaruchka Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ibu rumah tangga

Mempunyai hobby menulis cerita pendek, cerita anak dan sedang belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Proses Kilat Membuat E-KTP Baru

13 Maret 2023   15:56 Diperbarui: 23 Maret 2023   14:35 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceritanya, Hari ini, 12 Oktober 2022,  tepat pukul 07.30 aku berencana akan berangkat ke Mall Pelayanan Publik di BTC (Bekasi Trade Centre). Untuk mengurus cetak baru KTP Elektronik milik puteri tertua kami yang hilang minggu lalu.

 Untuk itu aku akan ditemani oleh  Isya puteriku yang paling  bungsu yang berusia 5,5 tahun. Kami akan berangkat naik taksi online.

Tapi ternyata suamiku sepertinya tidak tega membiarkanku pergi berdua saja dengan putri kecilku. Akhirnya suamiku meminta izin kepada atasannya untuk WFH(Work From Home) pada hari ini, dan Dia menyatakan akan mengantar aku dan Isya ke BTC.

Wah, tentu saja aku merasa senang. Serasa di antar supir pribadi.  He he.

Singkat cerita,  sampailah kami di mall pelayanan publik itu sekitar jam delapan lebih sepuluh menit.
Setelah suami memarkirkan mobil di basement, kami langsung bergegas ke  lantai dua di mana lokasi pelayanan publik berada.

Tiba di sana sudah ada beberapa orang yang sedang duduk di ruang tunggu. Sementara aku langsung bertanya kepada pegawai yang berjaga di depan pintu masuk. Sedangkan suami dan Isya putriku menunggu di ruang tunggu.

"Mas, kalau mau mengurus SIM hilang di mana, ya?"
dengan tangkas si Mas menjawab, "Ibu bisa langsung ke Samsat saja."

"Eh, maksud saya KTP hilang, Mas!"
Duh, jadi gagal fokus deh, gegara tadi sempat melewati meja bertuliskan "Membuat SIM di sini"

"Oh, kalau KTP hilang di sini Bu. Silakan ibu masuk saja langsung ke dalam," katanya sambil menunjuk ke arah meja customer service.
Saya pun bergegas menghampiri meja tersebut.

"Permisi, Mas, mau bikin KTP di mana?"

"KTP baru, Bu?"

"KTP hilang, Mas."

"Boleh, Bu, silakan duduk dulu. Ibu bawa Fotokopi KK?"

"Ada, Mas." Aku menyerahkan fotokopi KK yang sudah disiapkan sejak tadi.

"Ibu sudah pernah download aplikasi e-open?"

"Sudah ada, Mas, kemarin saya sudah daftar. Tapi  statusnya masih verifikasi sampai hari ini."

"Oh, ibu sudah daftar?Boleh saya lihat hp nya, Bu?"
Si Mas lalu melihat bukti pendaftaran di aplikasi e-open.

"Oh, baik Bu. Kalau begitu ibu bisa langsung saja ambil nomor antrian di sana." Dia menunjuk ke arah seberangnya. Di mana sudah ada dua orang pegawai berseragam yang siap membantu mengambilkan nomor antrian.
Aku segera menghampiri si Mbak yang berdiri sejak tadi di sana.

"Ibu mau pelayanan apa?" katanya ramah.

"KTP hilang, Mbak."
Lalu dia memencet sebuah tombol, tak lama keluar kertas bertuliskan nomor antrian. Aku dapat nomor urut 09.

"Silakan, Ibu langsung ke belakang menuju loket delapan ya, Bu," katanya sambil menyerahkan kertas nomor urut kepadaku.

"Baik, Mbak, terima kasih."
Tanpa mau membuang waktu aku langsung berjalan cepat  menyusuri lorong-lorong pelayanan publik. Jadi, aku itu seperti sedang berada di sebuah pameran yang di kiri kanan berjejer stand-stand dengan aneka macam jualan barang atau jasa.

Bedanya kalau di sini stand-stand nya itu berasal dari berbagai macam instansi, mulai dari bank BJB, Patriot, BNI, bea cukai, BNI, BRI, Kemenag, bea cukai, dan lain-lain hingga PDAM. Tak kurang dari 26 instansi ada di sana.

Hanya dalam hitungan detik saja aku sudah berada di depan loket 8. Ternyata sudah ada dua orang yang sedang menunggu giliran. Aku menempati kursi kosong yang ada di depan loket.
Setelah menunggu sekitar kurang lebih sepuluh menit. Saya di panggil oleh seorang bapak-bapak, tapi di suruh duduk di kursi sebelahnya di mana sudah ada pegawai wanita yang siap melayani.

"Ibu kenapa KTP nya?" Sapanya ramah.

"Hilang, Bu." jawab saya.

"Oh, baiklah. Ibu isi dulu di buku ini nama KTP yg hilang sama nama ibu di sebelahnya lalu di paraf."
Aku mengikuti instruksi dari si Ibu.

"Bisa lihat bukti pendaftaran Bu, sama surat hilang dari kepolisian?"

Aku mengangguk. Lalu menunjukkan bukti pendaftaran e-open yang ada di hp dan menyerahkan surat keterangan hilang dari kepolisian.

"Ibu silakan tunggu dulu, KTPnya akan di proses cetak, ya." Kulihat yang melakukan proses cetaknya bapak-bapak yang tadi memanggil pertama kali.
Aku lalu mundur pindah ke tempat duduk semula.

Tak sampai lima menit. Nama anakku sudah di panggil. Wah, cepet sekali ya ternyata. Aku takjub. si Bapak menyerahkan E KTP  yang baru kepadaku.
KTP baru pun  berpindah ke tanganku.

"Ini sudah, Pak?" Aku memastikan lagi.

"Iya, sudah selesai, Bu."

"Alhamdulillah, terima kasih, Pak," kataku dengan girang. Lalu  tanpa menunggu jawaban si bapak bergegas aku melangkah dengan lebar meninggalkan ruangan pelayanan publik itu.

Kemudian Aku menghampiri tempat duduk suami yang sedang menunggu di  luar.  Dia terlihat asyik dengan gadget di tangannya. Sementara Isya, puteriku  sedang berjalan ke sana kemari mengelilingi tempat duduk Papanya.

"Pa!"Aku tersenyum pada suamiku sambil memamerkan KTP baru milik anak tertuaku.

"Sudah jadi  Ma?" Aku mengangguk.

"Wah, cepet banget!"

"Iya, cepat, lancar dan gratis  Pa! Pegawainya juga ramah-ramah loh."

"Wah, keren deh Disdukcapil!" kata suamiku lagi.

"Bangeet!" sahutku sambil mengacungkan ibu jari.

"Berarti kita pulang, nih," kata suami ku senang  karena tidak menunggu lama.

Aku mengangguk.
Lalu kami berjalan menuruni tangga eskalator yang tidak bergerak itu hingga ke basement menuju parkiran mobil.

Selang beberapa menit kami sudah meninggalkan gedung pelayanan dan melesat di jalan raya kali malang.

Terima kasih kepada Disdukcapil  atas pelayanan yang cepat dan ramah.

So, untuk teman-teman di kota Bekasi dan sekitarnya jangan sungkan untuk mengurus KTP yang hilang. Langsung saja datang ke Mall Pelayanan Publik di BTC. Tapi jangan lupa membawa surat keterangan hilang dari kepolisian ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun