Mohon tunggu...
Ilham Gresnaidi
Ilham Gresnaidi Mohon Tunggu... Lainnya - Halo!

Mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tak Perlu Menunggu Cadangan Batu Bara Habis

13 Agustus 2018   02:20 Diperbarui: 13 Agustus 2018   02:41 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.austmine.com.au

Selain itu kenaikan tarif dasar listrik juga akan membuat harga listrik dengan energi terbarukan (seperti tenaga angin, surya dan lain sebagainya) lebih kompetitif, artinya masyarakat dapat memilih alternatif lebih banyak dengan range tarif yang hampir sama. 

sumber: greenpeace.com
sumber: greenpeace.com
Meski untuk saat ini tarif dasar listrik energi terbarukan masih dua kali lipat lebih mahal dibanding tarif dasar listrik paling tinggi berbabahan bakar fosil.

Contohnya di Maluku tarif dasar pembangkit listrik tenaga surya berkisar maksimal Rp2900/KwH atau sama dengan dua kali lipat tarif rumah tangga golongan 3 dengan 66000 VA non subsidi sebesar Rp1467,28/KwH.

Tapi seiring berjalanya waktu, kelangkaan batu bara serta bahan baku fosil lainya akan menyebabkan melambungnya tarif dasar listrik berbahan fosil sehingga alternatif satu-satunya adalah memakai pembangkit daya berbahan dasar energi terbarukan.

Namun tidak perlu menunggu batu bara benar-benar habis untuk bisa beralih, saat ini kita juga bisa mendapatkan akses untuk mendapatkan sumber daya listrik lewat energi terbarukan seperti sel surya berkapasitas rumah tangga bahkan hanya dengan modal Rp2.000.000.

Mari sama-sama menjaga bumi kita, bukan karena rasa takut akibat efek negatif yang timbul, tapi sebagai warga bumi yang menyayangi buminya. Salam Hentikan Bahan Bakar Fosil!

***

Sumber: kontan.co.id, liputan6.com, greenpeace.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun