Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Rizki dan Rahmat, Sebuah Dilema untuk Angkat Besi Indonesia

12 Agustus 2024   16:27 Diperbarui: 12 Agustus 2024   16:38 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahmat Erwin Abdullah. (Kompas.com/garry Lotulung)

Memiliki dua lifter level dunia di kelas yang sama tentu menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Namun, ketika Olimpiade, hanya satu yang berhak mewakili Indonesia. Di situlah dilema terjadi.  Rizki Juniansyah dan Rahmat Erwin Abdullah adalah lifter andalan Indonesia yang sudah kelas dunia.

Keduanya sama-sama bertarung di kelas 73 Kg. Keduanya sama-sama luar biasa. Sebab, keduanya sama-sama memegang rekor dunia. Rizki memegang rekor dunia untuk total angkatan yakni 365 Kg yang dia buat di World Cup di Phuket Thailand 4 April 2024.

Sementara, Rahmat Erwin malah memegang dua rekor dunia. Dia memegang rekor clean and jerk dengan 204 Kg pada saat Asian Championship 6 Februari 2024. Rahmat Erwin juga memegang rekor clean and jerk untuk kelas 81 Kg dengan angkatan 209 Kg. Rekor itu dia buat saat World Championship pada September 2023 di Arab Saudi.

Keduanya juga masih relative muda. Rizki masih 21 tahun dan Rahmat tiga tahun lebih tua. Artinya masa edar keduanya tidak jauh berbeda. Bahkan, untuk Olimpiade 2028, usia mereka masih memungkinkan untuk berlaga.

Jika untuk kejuaraan tertentu yang memungkinkan dua lifter dari satu negara bertading, tentu tak masalah. Namun, dilemanya adalah ketika ajang seperti Olimpiade.

Di Olimpiade 2020, Rahmat yang turun mewakili Indonesia. Kala itu dia masih berusia 21 tahun. Sementara Rizki yang masih berusia 18 tahun, tidak bisa turun ke Olimpiade karena kejuaraan dunia yang dia ikuti masih kurang dari ketentuan. Padahal, jika dilihat angkatannya, Rizki sangat potensial ke Olimpiade 2020. Maka, pada Olimpiade 2020, Rahmat yang jadi wakil Indonesia untuk 73 Kg.

Rahmat pun membuat kejutan. Dia kala itu main di grup B, grup yang tak diunggulkan. Namun, secara mengejutkan, angkatan Rahmat mampu mengunggguli beberapa lifter yang masuk di grup A. Pada akhirnya, Rahmat yang konon sudah berkemas-kemas, mendapatkan medali perunggu.

Pada Asian Games 2022 yang berlangsung di tahun 2023, Rahmat mampu mendapatkan medali emas untuk kelas 73 Kg. Saat itu, Rizki tidak ikut berkontestasi karena selepas menjalani operasi usus buntu.

Kemudian, cerita jelang Olimpiade 2024 terjadi. Saat kualifikasi, Rizki harus bertarung dengan Rahmat di World Cup Phuket pada 4 April 2024. Pertarungan intens mereka  bisa diihat di YouTube Weightifting House. Pertarungan yang sangat intens. Dua lifter dari satu negara, harus memperebutkan satu tiket. Keduanya pun bersebelahan di ruang ganti.

Pada akhirnya Rizki juara dan Rahmat berada di peringkat 3. Sehingga, Rizki berhak lolos ke Olimpiade dan Rahmat tidak lolos ke Olimpiade. Di Phuket itu, Rizki membuat rekor dunia untuk angkatan total. Tentu sangat menyedihkan melihat dua lifter potensial harus ada yang tak ke Olimpiade karena terkait batasan tiket.

Rizki Juniansyah. (Noc/naif muhammad al as dipublikasikan kompas.com)
Rizki Juniansyah. (Noc/naif muhammad al as dipublikasikan kompas.com)


Kelas Berbeda

 Jika melihat rekam jejak, keduanya pernah bermain di kelas yang berbeda pada kejuaraan yang sama. Pada Islamic Solidarity Games 2021, Rizki turun di kelas 73 Kg dan Rahmat turun di kelas 81 Kg. Saat itu Rizki mendapatkan emas dan Rahmat mendapatkan perak.

Lalu pada Sea Games 2023 di Kamboja keduanya juga turun di kelas yang berbeda yakni 73 Kg dan 81 Kg. Keduanya pun sama-sama mendapatkan medali emas.

Di Asian Championship 2022, keduanya juga turun di kelas yang berbeda. Hasilnya Rizki tidak mendapatkan medali dan Rahmat mendapatkan medali perak.

Lalu mengapa di Olimpiade tidak bisa turun di kelas yang berbeda. Saya tentu tidak tahu. Tapi yang pasti, di Olimpiade 2024 tidak ada kelas 81 Kg yang juga sering diikuti Rahmat. Di Olimpiade 2024, setelah kelas 73 Kg adalah kelas 89 Kg.  

Mungkin karena tak ada kelas 81 Kg itulah maka Rizki dan Rahmat harus bertarung di kelas yang sama yakni kelas 73 Kg. Ya, memiliki dua lifter satu kelas, umur tak jauh beda, dan sama-sama level dunia memang membanggakan, sekaligus dilematis.

Semoga, ada kebijakan di level internasional yang menguntungkan. Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun