Angel Di Maria adalah pemain istimewa bagi Argentina dalam 16 tahun terakhir. Apakah dia akan istimewa di final Copa America 2024?
Angel Di Maria adalah sayap yang istimewa bagi Argentina untuk urusan partai final. Dia seperti menjadi matra bagi Argentina. Dia adalah keberuntungan bagi Argentina.
Dalam 16 tahun terakhir, Argentina empat kali juara dengan Di Maria turut serta sebagai pencetak golnya. Empat gelar itu dari Olimpiade Beijing sampai final Piala Dunia 2022 di Qatar.
Di Olimpiade Beijing 2008, Argentina menjadi favorit peraih medali emas. Sebab, Argentina memiliki banyak bintang muda kala itu. Ada Lionel Messi, Sergio Aguero, Di Maria, Ezequiel Lavezzi, dan beberapa nama lain. Belum lagi ada Juan Roman Riquelme sebagai pemain di atas umur dan juga jenderal lapangan tengah.
Dengan skuad seperti itu, Argentina diprediksi bakal melenggang mudah ke final dan jadi juara. Pada akhirnya Argentina memang lolos ke final.
Argentina melawan Nigeria di partai puncak sepak bola pria Olimpiade 2008. Kala itu, Argentina kerepotan membuat gol.
Argentina hanya bisa membuat satu gol kemenangan melalui Angel Di Maria setelah menerima umpan cantik Lionel Messi. Gol itu membawa Argentina mendapat medali emas Olimpiade cabang sepak bola pria.
Di Maria kembali jadi pahlawan di Copa America 2021. Saat itu, dia mencetak gol tunggal kemenangan Argentina di final melawan Brasil. Itu adalah gelar pertama Di Maria pada level timnas senior.
Setelah berjaya di Copa America 2021, Di Maria kembali berperan saat Finalissima 2022. Ajang itu mempertemukan Argentina sebagai juara Copa America melawan Italia sebagai juara Piala Eropa.
Di Finalissima 2022, Argentina sangat dominan. Mereka menggebuk Italia tiga gol tanpa balas. Di Maria kembali membuat satu gol di ajang itu. Dua gol lain melalui Lautaro Martinez dan Paulo Dybala.
Lalu di Piala Dunia 2022, Argentina main di final bertemu Prancis. Di Maria lagi-lagi membuat satu gol di final yang berakhir untuk kemenangan Argentina melalui tendangan penalti. Â Kala itu di waktu normal pertandingan berakhir dengan 2-2. Di Maria mencetak gol kedua bagi Argentina. Di waktu tambahan kedudukan menjadi 3-3. Pada akhirnya Argentina menang adu penalti atas Prancis.
Selain empat final itu, ada tiga final lainnya yang dilakukan Argentina dalam rentang 16 tahun terakhir. Tiga final itu adalah Piala Dunia 2014, Copa America 2015, dan Copa America Centenario 2016.
Di final Piala Dunia 2014, Angel Di Maria tidak bisa bermain. Kala itu, Argentina harus mengakui keunggulan Jerman dengan skor 0-1. Ketidakberuntungan Di Maria kembali terjadi di final Copa America 2015.
Di final Copa America 2015, Di Maria hanya bermain 29 menit dan harus diganti keluar. Argentina pun pada akhirnya kalah adu penalti dari Chile. Setahun setelahnya, Di Maria kembali bermain di final Copa America Centenario 2016. Dia tak main penuh. Argentina kembali kalah dari Chile di adu penalti.
Setelah kekalahan ketiga beruntun itu, Di Maria diwawancara dan tak bisa menahan air matanya. Dia sedih amat sangat karena Argentina gagal hingga kali ketiga secara beruntun di partai final.
Jadi, satu fenomena yang bisa disimpulkan, sekalipun tentu saja tak rasional adalah, Argentina juara ketika Di Maria mencetak gol. Itu yang  terjadi dalam 16 tahun terakhir.
Tak juga diketahui apakah pelatih Argentina saat ini Lionel Scaloni percaya dengan hoki? Entahlah. Tapi jika dia percaya hoki, percaya bahwa mantra Argentina itu adalah Di Maria, maka pemain sayap itu akan kembali dimainkan di final nanti.
Partai Terakhir
Jika main di partai puncak, maka laga final Copa America 2024 adalah laga terakhir Di Maria bersama Argentina. Pemain yang kini sudah berusia 36 tahun itu sudah mendeklarasikan bahwa Copa America 2024 adalah ajang terakhir baginya bersama Argentina.
Setelah ajang ini maka dia akan pensiun dari timnas. Di Maria sudah bulat memutuskan untuk pensiun. Maka, jika diberi kesempatan untuk bermain, Di Maria tentu akan habis-habisan mengeluarkan tenaganya. Sehingga dia bisa merasakan akhir manis bersama timnas Argentina.
Di sisi lain, kehilangan Di Maria setelah Copa America 2024 akan membuat Argentina kehilangan pemain sayap hebatnya. Sampai saat ini belum ada pemain sayap Argentina khususnya di sayap kanan yang memiliki kemampuan seperti Di Maria.
Bisa saja, setelah Di Maria pensiun, Argentina tidak akan memainkan permainan sayap murni. Tapi memaksimalkan gelandang untuk bisa bermain melebar. Bisa saja seperti itu.
Tapi yang pasti, kita tunggu saja bagaimana akhir cerita Di Maria di timnas Argentina. Apakah dia akan kembali jadi mantra?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H