Karir kepelatihan Lorenzo lebih lama sebagai asisten pelatih. Dia baru jadi pelatih kepala pada tahun 2021 di Melgar. Tahun berikutnya, melatih Kolombia.
Dari rekam jejak Lorenzo terlihat bahwa dia banyak bekerja sama dengan sosok sosok legenda di dunia sepak bola. Tentunya, dia banyak belajar dari para legenda tersebut.
Khususnya tentu saja bekerja sama dengan Jose Pekerman. Menjadi asisten Pekerman kisaran 10 tahun tentu memberi dampak pada Lorenzo.
Maka, sebenarnya tak heran jika Lorenzo mampu membawa Kolombia sejauh saat ini. Selain karena sering bekerja sama dengan para legenda, dia juga lama jadi asisten Pekerman di timnas Kolombia.
Gagal dan Menuju Juara
Salah satu momen puncak Lorenzo sebagai pemain tentu saja adalah final Piala Dunia 1990. Saat itu di Piala Dunia 1990, Argentina memang tim dengan permainan negatif. Tim yang cenderung bertahan.
Seolah Argentina adalah tim yang berusaha memenangkan laga dengan cara adu penalti. Hal itu bisa dipahami karena mereka memiliki kiper tanggung Sergio Goycochea.
Karena Argentina main negatif, peran Lorenzo pun besar. Sebab dia berposisi sebagai pemain belakang.
Di laga final melawan Jerman Barat (saat itu masih ada Jerman Barat dan Jerman Timur), Argentina bertahan. Argentina digempur habis-habisan.
Pada akhirnya Argentina kalah 0-1 melalui tendangan penalti bek Jerman yang kini sudah meninggal dunia, Andreas Brehme.
Kekalahan itu tentu menyesakkan. Sampai-sampai adegan Diego Maradona menangis terlihat usai laga. Lorenzo tentu juga merasakan kegagalan itu. Apalagi dia main selama 90 menit.