Atalanta juara Liga Europa 2024 setelah membantai Bayer Leverkusen. Padahal Leverkusen adalah klub yang tak terkalahkan di musim ini. Akhirnya mereka kalah juga dari Atalanta.
Bicara Atalanta di masa lalu, yang aku ingat adalah Claudio Caniggia, striker Argentina di tahun 90-an. Lalu Filippo Inzaghi yang moncer di Atalanta setelah melempem di Parma.
Semusim di Atalanta jadi topskor Liga Italia, Inzaghi kemudian ke Juventus. Lalu ada Gianluigi Lentini yang sempat kembali menemukan sihirnya di Atalanta setelah terpuruk di AC Milan.
Selebihnya, tak ada ingatan yang permanen terkait Atalanta di masa lalu. Sampai kemudian Gian Piero Gasperini masuk di 2016 sebagai pelatih. Yang mengejutkan karena Gasperini cukup konsisten membawa Atalanta di Serie A.
Atalanta ada di papan atas dan tengah selama dilatih Gasperini. Pemain bagus silih berganti, tapi Gasperini tetaplah Gasperini. Dia tetap membawa Atalanta disegani.
Ada beberapa pemain beken di Atalanta tapi kemudian pergi. Misalnya Papu Gomez, Luis Muriel, Hojlund yang kini di MU musim 2022-2023 masih di Atalanta.
Sayap yang menjanjikan tapi kemudian redup Jeremie Boga juga pernah di Atalanta. Ada Josip Ilicic yang pernah depresi. Masih ada nama lain yang keluar masuk ke Atalanta.
Tetap sekali lagi, Atalanta percaya pada Gasperini. Kepercayaan itu kemudian dibayar tuntas oleh Gasperini dengan memberi gelar Liga Europa.
Gelar bergengsi karena itulah gelar perdana Atalanta di Eropa. Setelah delapan musim, catat ya, delapan musim, Atalanta dapat gelar karena konsistensi mereka memakai Gasperini.
Konsistensi dan kesabaran itu berbuah hasil. Atalanta memang bukan klub besar, maka mereka harus percaya proses. Beda dengan klub besar yang bisa hambur-hamburkan uang untuk dapat trofi.
Dari Atalanta kita belajar tentang konsistensi dan keyakinan pada nakhoda. Dari Atalanta kita belajar tentang proses. Proses yang memang harus lama karena mereka bukan klub besar.
Kalau baru satu tahun, dua tahun, empat tahun menuntut trofi, ya wajib berkaca. Apakah tim itu tim besar? Kalau hanya kelas teri, ya harus mau berproses. Dan prosesnya bisa lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H