Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pembuktian Sebenarnya, Seperti Apa Kekuatan Muhaimin Iskandar

3 September 2023   17:17 Diperbarui: 3 September 2023   17:20 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah kesempatan bagi Muhaimin Iskandar untuk membuktikan kekuatannya. Sekuat apakah dia untuk mengeruk suara warga nahdliyin?

Muhaimin Iskandar telah dideklarasikan sebagai kandidat bakal calon wakil Presiden mendampingi Anies Baswedan. Keberadaan Muhaimin tentunya untuk menambah suara Anies Baswedan, khususnya dari warga NU atau nahdliyin.

Sebelum ke Muhaimin, saya ingin ke PKB dulu, partai yang dipimpin Muhaimin. Begini...

PKB baru memiliki tiga ketua umum (mengesampingkan ketua umum masa dualisme). Pertama adalah Matori Abdul Jalil, kedua Alwi Shihab, dan ketiga Muhaimin Iskandar.

Di masa kepemimpinan siapakah PKB memiliki persentase suara terbesar saat pemilu? Saya mengutip data di Wikipedia. Matori jadi ketua umum PKB saat pemilu 1999. PKB dapat persentase suara  12,61 persen. Kala itu setara dengan 13 jutaan suara.

Alwi Shihab jadi ketua umum PKB untuk Pemilu 2004. Saat itu persentase suara yang didapatkan PKB adalah 10,57 persen setara dengan 11 juta suara.

Di 2009 Muhaimin jadi ketua dan suara PKB 4,94 persen atau setara 5 juta. Pada 2014 di bawah Muhaimin, suara PKB 9,04 persen atau setara 9 juta suara. Pada 2019 di bawah Muhaimin suara PKB 9,69 persen atau setara 13 juta suara.

Jika menengok persentase suara, Muhaimin belum bisa menyamai capaian dari Matori dan Alwi Shihab. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa suara besar PKB karena nahdliyin.

Saya pun meyakini, di Pemilu 2024 nanti suara PKB akan ditopang oleh nahdliyin. Sekalipun Ketua Tanfidziah PBNU Yahya Cholil Staquf bilang bahwa NU beda dengan PKB, kemungkinan warga nahdliyin akan bondong-bondong memilih PKB.

Pertanyaannya sekarang, apakah capres yang diusung PKB akan menarik hati nahdliyin? Kota coba tengok di masa pemilihan presiden langsung mulai 2004.

PKB kala itu ikut dalam barisan Wiranto-Sholahudin Wahid. Hasilnya, pasangan tersebut gagal maju ke putaran kedua. Di putaran kedua PKB ikut SBY-JK dan SBY-JK menang.

Tak bisa dipungkiri pada 2004 suara nahdliyin terpecah. Tak sedikit yang memilih Megawati-Hasyim Muzadi. Apalagi kala itu Hasyim Muzadi masih jadi Ketua Umum PBNU.

Kemudian di 2009, 2014, 2019, capres yang didukung PKB selalu menang. Khusus untuk 2019, mobilisasi nahdliyin untuk memilih Jokowi-KH Ma'ruf Amin sangat tinggi. KH Ma'ruf Amin adalah mantan Rais Aam PBNU kala itu.

KH Ma'ruf Amin seingat saya mundur sebagai Rais Aam PBNU ketika dipinang Jokowi.

Sekarang Muhaimin maju sebagai RI 2. Apakah mobilisasi nahdliyin seperti saat Pilpres 2019? Entahlah. Tapi yang pasti ini adalah kesempatan untuk melihat kekuatan Muhaimin sebenarnya.

Apakah dia mampu membawa banyak suara nahdliyin untuk mencoblos Anies atau malah nahdliyin memiliki pandangan sendiri tentang capres. Kekuatan Muhaimin, kini benar-benar diuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun