Ini adalah kesempatan bagi Muhaimin Iskandar untuk membuktikan kekuatannya. Sekuat apakah dia untuk mengeruk suara warga nahdliyin?
Muhaimin Iskandar telah dideklarasikan sebagai kandidat bakal calon wakil Presiden mendampingi Anies Baswedan. Keberadaan Muhaimin tentunya untuk menambah suara Anies Baswedan, khususnya dari warga NU atau nahdliyin.
Sebelum ke Muhaimin, saya ingin ke PKB dulu, partai yang dipimpin Muhaimin. Begini...
PKB baru memiliki tiga ketua umum (mengesampingkan ketua umum masa dualisme). Pertama adalah Matori Abdul Jalil, kedua Alwi Shihab, dan ketiga Muhaimin Iskandar.
Di masa kepemimpinan siapakah PKB memiliki persentase suara terbesar saat pemilu? Saya mengutip data di Wikipedia. Matori jadi ketua umum PKB saat pemilu 1999. PKB dapat persentase suara  12,61 persen. Kala itu setara dengan 13 jutaan suara.
Alwi Shihab jadi ketua umum PKB untuk Pemilu 2004. Saat itu persentase suara yang didapatkan PKB adalah 10,57 persen setara dengan 11 juta suara.
Di 2009 Muhaimin jadi ketua dan suara PKB 4,94 persen atau setara 5 juta. Pada 2014 di bawah Muhaimin, suara PKB 9,04 persen atau setara 9 juta suara. Pada 2019 di bawah Muhaimin suara PKB 9,69 persen atau setara 13 juta suara.
Jika menengok persentase suara, Muhaimin belum bisa menyamai capaian dari Matori dan Alwi Shihab. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa suara besar PKB karena nahdliyin.
Saya pun meyakini, di Pemilu 2024 nanti suara PKB akan ditopang oleh nahdliyin. Sekalipun Ketua Tanfidziah PBNU Yahya Cholil Staquf bilang bahwa NU beda dengan PKB, kemungkinan warga nahdliyin akan bondong-bondong memilih PKB.
Pertanyaannya sekarang, apakah capres yang diusung PKB akan menarik hati nahdliyin? Kota coba tengok di masa pemilihan presiden langsung mulai 2004.
PKB kala itu ikut dalam barisan Wiranto-Sholahudin Wahid. Hasilnya, pasangan tersebut gagal maju ke putaran kedua. Di putaran kedua PKB ikut SBY-JK dan SBY-JK menang.