Nah, Eropa adalah kawasan yang bisa membranding negara dan liganya sebagai tempat yang bagus untuk iklim sepak bola. Sementara, negara kuat di Amerika Selatan terbranding sebagai negara sepak bola, tapi liganya tidak terbranding dengan baik.
Bahkan ajang sekelas Coppa Amerika saja tidak terbranding dengan baik. Padahal, Copa Amerika adalah ajang para pemain berkelas di Amerika Selatan.
Beberapa waktu lalu, China berusaha untuk membranding diri dengan kompetisi yang dituju para pemain bintang. Tapi kontinuitas branding itu tidak berjalan baik. Sekarang pun tidak terlalu menonjol pemberitaan tentang Liga China.
India juga sempat membranding diri melalui  India Super League. Para pemain kawakan pun ditarik ke ISL yang kompetisinya kala itu tak memiliki sistem degradasi. Tapi, tetap saja sulit melakukan branding seperti negara kawasan Eropa.
Pemain Tua
Apa yang bisa diharapkan dari pemain yang sudah tua? Memang mereka punya nama. Tapi apakah mereka bisa menaikkan level liga? Bisa saja, tapi sulit maksimal.
Apa nikmatnya menonton pemain bola yang hanya jalan-jalan di lapangan? Apa enaknya melihat superstar tua yang jika tak diberi bola lalu ngambek?
MLS di Amerika Serikat sudah lebih dahulu jadi jujugan pemain tua. Ibrahimovic, David Villa, Wayne Rooney adalah segelintir pemain tua yang pernah main di MLS.
Tapi sampai sekarang MLS belum bisa menyaingi Eropa. Padahal usia MLS mungkin hampir 30 tahun. Sebab, seingat saya MLS ada setelah Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Nama Besar Klub
Apakah klub di Arab Saudi punya nama besar? Tentu saja punya. Tapi apakah namanya mendunia karena prestasinya mendunia? Tidak.