"Sudah meninggal. Setelah pengungkapan pembunuhan oleh Sarjan dan Bandi. Banyak yang menduga Bu Yuni dibunuh karena kolaborasi Sarjan dan Bandi. Apalagi Bu Yuni meninggal dengan kondisi keracunan," kata Kang Sodik.
Selintas aku mengenang Bu Yuni. Sebab bagaimanapun dia pernah masuk ke hatiku. Senyumnya manis tidak dibuat-buat, tidak memakai pemanis gula. Jalannya pelan dan suaranya meneduhkan. Aku mengingat Bu Yuni, dan membuatku lupa sejenak bahwa sedang bersama Kang Sodik.
Aku kemudian mengedipkan mata sebentar untuk kembali ke alam nyata.
"Ikut kami ke kantor polisi," kata salah satu dari dua polisi yang tiba-tiba ada di sampingku.
"Ada apa?" tanyaku
"Nanti kami jelaskan di kantor," kata salah satu polisi.
*
"Semua bukti mengarah ke Anda sebagai dalang dari pembunuhan berencana ini," kata seorang penyidik.
Aku diperlihatkan kausku, segala macam tetek bengekku yang bersimbah darah. "Kok bisa?" tanyaku lirih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H