Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Marselino-Beckham Putra dan Cerita-cerita Matahari Kembar

17 Mei 2023   12:00 Diperbarui: 19 Mei 2023   00:14 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marselino dan Beckham. (Dok pssi dipublikasikan kompas.tv)

Tak semua dua pemain bagus bisa bermain bersama. Salah satu alasannya karena mereka memiliki tipikal bermain yang mirip. Pemain Timnas Indonesia U22, Marselino Ferdinan dan Beckham Putra adalah salah satu contohnya. Biasanya cerita dua bintang yang memiliki kesamaan permainan, dikonsepsikan sebagai "matahari kembar".

Banyak cerita di sepak bola tentang matahari kembar. Ada yang bisa tetap dimainkan bareng, ada juga yang tetap sulit dimainkan bersama. Inilah beberapa contohnya.

Ansyari Lubis-Fachri Husaini

Bagi pencinta timnas Indonesia di tahun 90-an, Ansyari Lubis dan Fachri Husaini adalah contoh tentang matahari kembar.

Keduanya adalah bintang, sama-sama bermain sebagai gelandang menyerang. Sekalipun disebut matahari kembar,  keduanya relatif sering dimainkan bersama di timnas.

Romano Matte, Danurwindo, dan Henk Wullems relatif bisa membuat kompromi untuk memainkan mereka secara bersamaan.

Romano Matte memainkan keduanya secara bersamaan kala Sea Games 1995. Danurwindo memainkan keduanya di Pra Piala Asia 1996, Piala Tiger 1996. Tapi Danurwindo memilih mencoret keduanya di Piala Asia 1996.

Henk Wullems juga memainkan keduanya secara bersamaan di Sea Games 1997. Keduanya pun sering dimainkan bersama.

Tapi ya begitulah jika dua gelandang menyerang dimainkan secara bersama. Aksi bertahan dari dua gelandang menyerang tak bisa menonjol. Fachri dan Ansyari, kini keduanya sudah jadi pelatih.

Lampard-Gerard

Frank Lampard dan Steven Gerrard juga memiliki tipikal yang sama. Ada beberapa analis yang menilai bahwa keduanya sulit dimainkan bersama di timnas Inggris.

Di Piala Dunia 2006 Sven Goran Eriksen memainkan keduanya sebagai gelandang sentral. Dengan formasi 4-4-2, kedua pemain ada di gelandang tengah. Padahal sama-sama bertipikal menyerang.

Empat tahun berselang, Fabio Capello juga memainkan keduanya bersamaan. Namun sejak laga kedua Inggris di Piala Dunia 2010, Gerrard dimainkan di sayap. Sementara di tengah Lampard dimainkan dengan Gareth Barry yang cenderung bertahan. Capello mematenkan posisi Gerrard di sayap sampai laga 16 besar ketika Inggris dipermak Jerman.

Di Euro 2012, nama Lampard sudah tak ada di skuad. Sementara Gerrard yang pegang kendali di lini tengah, kembali bermain di tengah, tak lagi di sayap. Secara umur Lampard memang lebih tua dari Gerrard, jadi masuk akal jika Lampard "pensiun" lebih dahulu dari Gerrard di timnas.

Riquelme-Aimar

Saat junior di Piala Dunia U20 tahun 1997, pelatih Argentina Jose Pekerman bisa memainkan keduanya secara bersamaan. Argentina jadi juara kala itu.

Namun saat Pekerman pegang kendali timnas Argentina senior di Piala Dunia 2006, Juan Roman Riquelme dan Pablo Aimar tak lagi dimainkan bersamaan. Pekerman lebih memilih Riquelme sebagai otak permainan Argentina. Sementara Aimar sering diparkir di bangku cadangan.

Ketika Riquelme ditarik keluar, maka Aimar jadi penggantinya. Keduanya tak dimainkan bersama oleh Pekerman.

Messi-Dybala

Kedua pemain ini nyaris tak bisa dimainkan secara bersamaan karena memiliki kesamaan. Pelatih Argentina Lionel Scaloni lebih memilih Messi.

Dybala akan dimainkan kalau Argentina sudah aman. Lihat saja saat Finalissima, Dybala dimainkan saat Argentina sudah aman menang. Dybala main di menit akhir dan menambah gol Argentina.

Dybala akan dimainkan jika Argentina sudah terjepit. Atau Dybala dimainkan untuk tugas lain seperti di final Piala Dunia 2022.

Marselino-Backham Putra

Saat laga pertama Sea Games 2023, keduanya dimainkan bersamaan. Karena memang tipikalnya sama yang bermain di posisi bebas di tengah ke depan. Jadi keduanya sulit untuk berkolaborasi.

Pada akhirnya pelatih Indra Sjafri hanya memainkan satu di antara keduanya. Kecuali di final. Di final Beckham Putra dimasukkan tapi Marselino didorong lebih ke depan.

Jika dua pemain ini tumbuh bersama di timnas hingga level senior, mungkinkah akan tidak bisa dimainkan bersama? Atau pelatih memiliki strategi jitu agar keduanya tetap bisa berada di lapangan secara bersama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun