Selain itu, yang aku ingat adalah ketika Belanda seri 1-1 melawan Mesir. Di kampungku tak sedikit yang mengunggulkan Belanda jadi juara Piala Dunia 1990. Sebab, dua tahun sebelumnya, Belanda adalah juara Euro.
Gol Belanda ke gawang Mesir dibuat Wim Kieft setelah aksi Rijkaard mengelabuhi (entah sengaja atau tidak) kiper Mesir. Tapi Mesir menyamakan kedudukan melalui penalti kapten Magdi Abdelgani.
Yang juga membuat banyak orang kampungku kecewa pada Belanda di Piala Dunia itu adalah melempemnya Marco van Basten. Dia tak mencetak satu gol pun di Italia 1990.
Padahal, banyak yang ngefans sama dia, termasuk saya. Sebab, dua tahun sebelumnya, Basten adalah topskor Euro. Langkah Belanda terhenti di 16 besar. Kalah 1-2 dari Jerman Barat, tim yang Belanda kalahkan dengan skor sama di semifinal Euro 1988.
Sementara, dua wakil Afrika memang mengejutkan di laga awal. Tapi Kamerun sampai perempatfinal dan Mesir hanya sampai babak grup.
Satu momen yang saya ingat adalah telinga Roberto Baggio berdarah. Baggio adalah bintang muda Italia. Momen Baggio berdarah adalah saat Italia lawan Argentina di semifinal.
Seingatku karena Baggio berdarah itulah salah satu pemain Argentina dapat kartu merah. Tapi Argentina mengalahkan Italia lewat adu penalti.
Seperti diketahui, juara Piala Dunia 1990 adalah Jerman Barat. Dulu masih ada Jerman Barat dan Jerman Timur, tapi dua negara itu kemudian bersatu.
Begadang
Momen Piala Dunia 1990 memang memunkinkan saya tonton karena waktu itu sekolah liburan. Jadi begadang nonton sepak bola. Cuma memang tak banyak yang saya tonton.
Di kampungku, di masa itu pemuda-pemuda dan pak tua begadang di musala. Mereka begadang, untuk menunggu sepak bola Piala Dunia 1990. Paginya ngorok tidur. Hehe.