Piala Dunia pertama yang saya tonton adalah tahun 1990 di Italia. Sebelum tahun itu, saya juga sudah nonton sepak bola. Masih ingat ajang Piala Interkontinental 1988, saya menontonnya.
Saat itu PSV bertemu Nacional Uruguay. Dulu Piala Interkontinental disebut Piala Toyota karena sponsornya perusahaan asal Jepang itu.
Piala Toyota selalu berlangsung di Jepang dan digelar Minggu pagi. Saya masih ingat laga PSV vs Nacional berlangsung Minggu pagi setelah warga selesai gotong royong. Nonton ramai-ramai di rumah tetangga yang TV-nya sudah berwarna. TV berwarna di masa itu sangat mewah.
Pemain PSV yang terkenal saat itu adalah Ronald Koeman, Eric Gerets, Romario. Tapi PSV kalah adu penalti dari Nacional.
Lanjut ke Piala Dunia 1990. Saya tak nonton semua pertandingan, hanya beberapa saja. Salah satu yang saya tonton adalah laga perdana Argentina vs Kamerun. Saat itu Argentina kalah 0-1.
Tentu di luar dugaan karena Argentina adalah juara bertahan. Sosok Maradona juga jadi sorotan dan digadang akan kembali membawa Argentina berjaya.
Saya masih ingat, jelang pembukaan Piala Dunia 1990, cover Tabloid BOLA (almarhum) adalah Maradona. Maradona membawa Ciao, maskot piala dunia. Headline BOLA kala itu berjudul "Buka Maradona".
Ciao adalah maskot unik karena berbentuk susunan kubus mirip tubuh manusia dengan kepalanya adalah bola.
Jadi, Argentina dan Maradona digadang jadi juara. Tapi malah keok dari Kamerun. Saya ingat sebelum laga, Maradona jugling bola dengan kaki, kepala, dan pundak, memperlihatkan kemampuannya. Di masa itu, jarang ada orang jugling pakai pundak.
Pamer Maradona sebelum laga tak ada arti. Sebab, tandukan Omam-Biyik menjebol gawang Argentina. Nery Pumpido bermain buruk karena tak bisa mengantisipasi tandukan Omam-Biyik. Kemudian di laga kedua Argentina menang 2-0 atas Uni Soviet dan kaki Pumpido patah. Jadilah Sergio Goycoechea sebagai kiper utama Argentina dan jadi sosok penting pembawa Argentina ke final.