Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Bertetangga bagi Perantau

15 Oktober 2022   13:55 Diperbarui: 15 Oktober 2022   15:28 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto: stevy dipublikasikan kompas.com

Bertetangga itu penting. Apalagi ketika sudah berkeluarga. Ini adalah tips berdasarkan pengalaman pribadi. Bisa jadi cocok, bisa jadi tidak cocok.

Sebagai orang yang hidup merantau dari satu tempat ke tempat lain, hidup bertetangga harus diperhatikan. Apalagi ketika sudah berkeluarga.

Ini tips untuk bertetangga, bagi para perantau.

1. Jangan konflik

Jangan konflik dengan tetangga. Apalagi jika kau adalah perantau. Perantau cenderung tak paham lingkungan barunya. Maka lebih aman jangan berkonflik.

Konflik dengan tetangga tak ada gunanya. Lagipula, jika kita ada satu dan lain hal yang membutuhkan pertolongan, tetangga adalah yang pertama potensial menolong.

2. Jangan reaksioner

Jangan reaksioner jika ada sedikit kegaduhan di lingkungan kita. Pikirkan secara masak-masak dan jauh ke depan.

Reaksioner berpotensi membuat permasalahan makin ruwet. Tenang dan pikirkan masak-masak baik buruknya.

3. Bicara dengan baik

Jika ada persoalan bicarakan dengan baik-baik. Jika tetanggamu potensial emosional, pakailah ketua RT untuk menengahi. Karena bagaimanapun ketika persoalan makin rumit, kita butuh penengah.

Ketika berbicara pun tak perlu meledak-ledak dan meneguhkan keakuan. Yang tenang saja. Karena ketenangan bisa sedikit mengerem potensi tak bagus dari setiap konflik.

4. Aktif di lingkungan

Tentu tidak aktif-aktif banget. Tapi setidaknya jika ada acara di lingkungan sekitar, muncullah. Menghargai acara, menghargai hubungan sosial.

Kalau perlu paksa datang di acara lingkungan. Sekalipun kikuk karena belum kenal, tak masalah. Lambat laun orang akan paham seperti apa kita. Asal tak jadi perusak, kita bisa diterima. Walau mungkin membutuhkan waktu lama.

5. Tarik ulur

Perlu dekat dengan tetangga. Tapi ada kalanya perlu menjaga jarak. Bicarakan saja hal yang umum, apalagi jika belum paham personal tetangga bagaimana.

Saya pernah coba dekat dan membuka diri. Tapi ternyata pada orang yang salah. Sehingga, orang itu, tetangga itu, malah tak bisa membedakan mana hal privat dan mana hal yang bisa dibicarakan atau dilakukan.

6. Dekatilah tokoh

Di lingkungan pasti ada tokoh. Tokoh bisa karena ilmunya atau usianya. Tokoh lebih berpengaruh daripada warga biasa. Tokoh juga bisa membantu kita untuk lebih diterima di masyarakat.

Tapi ingat ya, jangan asal dekati tokoh. Tapi potret juga tokoh itu, personalnya bagaimana. Kalau tokoh tapi relatif bermasalah ya jauhi saja.

Terakhir...

Menjadi perantau apalagi sudah berkeluarga akan membuat tanggung jawab lebih besar. Salah menempatkan diri atau membuat kesalahan fatal, yang kena dampak bukan hanya diri sendiri, tapi juga anak dan istri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun