Di menit 57, Lewandowski, Ousmane Dembele, dan Pedri dimainkan. Menit 72 Ansu Fati masuk. Setelah menit 57, Barcelona mampu membuat tiga gol. Tiga gol itu datang dari pemain pengganti yakni Ansu Fati, Lewandowski, dan Dembele.
Xavi hanya memainkan Dembele, Lewandowski, dan Pedri selama 33 menit. Ansu Fati bahkan hanya main 18 menit. Tenaga mereka hanya sedikit terpakai dan hasilnya maksimal.
Sepertinya di laga lawan Cadiz, Xavi hanya akan memainkan pemain penting jika dibutuhkan. Xavi sepertinya akan memanfaatkan maksimal pemain pentingnya saat lawan Bayern Munchen tengah pekan nanti.
Saya menduganya, Xavi mainkan pemain cadangan saat lawan Cadiz, jika mentok, baru pemain intinya dimainkan.
Lalu bagaimana dengan PSG? PSG melawan Brest di kandang sendiri pada Sabtu (10/9/2022). Main di kandang sendiri lawan tim di posisi 17, PSG memainkan starter terbaik. PSG menang 1-0 lewat gol Neymar di babak pertama.
Messi, Neymar, Mbappe, Vitinha, dimainkan jadi starter. Hanya dua pemain nonstarter reguler yang main sebagai starter lawan Brest yakni Juan Bernat dan Danilo. Danilo main sebagai bek yang biasanya diisi Marquinhos.
Mbappe dan Neymar baru diganti di menit 70-an. Sementara Messi main penuh. Artinya para starter itu bermain lama. Padahal, tengah pekan nanti mereka akan main di Liga Champions, walaupun lawannya Maccabi Haifa.
Efektifkah?
Apakah strategi Barcelona dan PSG pada akhir pekan ini efektif? Ya tentu efektif. Sebab definisi efektif adalah mencapai tujuan. Tujuannya apa? Ya mendapatkan tiga poin.
Barcelona mendapatkan tiga poin saat lawan Cadiz. PSG juga mendapatkan tiga poin saat melawan Brest. Artinya strategi kedua tim efektif!
Lebih Efisien Mana?