Timnas U-23 sebelum berangkat ke Sea Games. Foto: pssi dipublikasikan kompas.com
Indonesia mampu mengalahkan Timor Leste 4-1 di ajang sepak bola Sea Games, Selasa (10/5/2022) malam. Sekalipun menang, tapi saya melihat beberapa keanehan. Cuma saya akan tulis satu keanehan saja.
Apa keanehan itu? Saya pikir Indonesia terlalu menumpuk banyak pemain di depan. Dari yang saya lihat di babak pertama, ada empat orang bertipikal menyerang. Mereka adalah Irfan, Egy, Ricky, dan Witan.
Dari empat pemain itu, hanya Witan yang terlihat melebar ke kiri. Dia mengisi pos sayap kiri. Sementara, Egy, Ricky, dan Irfan ngumpul di tengah bagian depan. Saya jarang (setidaknya itu yang saya lihat) lihat Egy menepi ke kanan. Sisi kanan lebih sering diisi Rio Fahmi.
Nah kalau Egy, Irfan, dan Ricky ngumpul di tengah, maka mereka cenderung berpotensi rebutan lapak. Lihat saja Irfan malah kadang terlihat memilih sedikit ke belakang dan kebingungan. Saya kadang bertanya, Irfan ini mau dijadikan apa? Apakah striker penuntas? Tapi di lapangan, Egy justru lebih terlihat dominan sebagai goal getter.
Di babak kedua, Egy diganti Saddil. Saddil saya lihat juga sering beroperasi di kotak penalti. Buktinya dia dapat peluang mencetak gol melalui tandukan. Sesekali dia terlihat di sayap, salah satunya saat gol keempat yang dibuat Witan.
Agresivitas Saddil terlihat lebih brutal di kotak penalti lawan. Setidaknya dia lebih brutal daripada Egy. Tapi tak ada yang berubah karena masih saja ada tiga orang yang numpuk di depan yakni Saddil, Ricky, Irfan. Plus Witan juga mulai ke tengah bagian depan karena Asnawi sering mengeksploitasi sayap kanan.
Jika ada tiga sampai empat pemain di depan plus dua sayap, maka perlu jembatan di tengah. Jembatan ini diisi Klok dan Syahrian.
Nah, jika kena serangan balik karena kesalahan, maka bakal petaka. Ada enam pemain di depan dan Klok-Syahrian berpotensi telat turun. So, maka muncullah gol Timor Leste karena umpan Saddil diantisipasi dan Indonesia terkena serangan balik.
Apalagi, Klok dan Syahrian adalah tipikal pemain stylish. Jadi, potensi dihajar lewat serangan balik sangat mungkin. Untungnya, organisasi permainan Timor Leste tak terlalu bagus.