Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Garuda Terlalu Menumpuk Pemain di Depan

11 Mei 2022   11:23 Diperbarui: 11 Mei 2022   11:28 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas U-23 sebelum berangkat ke Sea Games. Foto: pssi dipublikasikan kompas.com


Indonesia mampu mengalahkan Timor Leste 4-1 di ajang sepak bola Sea Games, Selasa (10/5/2022) malam. Sekalipun menang, tapi saya melihat beberapa keanehan. Cuma saya akan tulis satu keanehan saja.

Apa keanehan itu? Saya pikir Indonesia terlalu menumpuk banyak pemain di depan. Dari yang saya lihat di babak pertama, ada empat orang bertipikal menyerang. Mereka adalah Irfan, Egy, Ricky, dan Witan.

Dari empat pemain itu, hanya Witan yang terlihat melebar ke kiri. Dia mengisi pos sayap kiri. Sementara, Egy, Ricky, dan Irfan ngumpul di tengah bagian depan. Saya jarang (setidaknya itu yang saya lihat) lihat Egy menepi ke kanan. Sisi kanan lebih sering diisi Rio Fahmi.

Nah kalau Egy, Irfan, dan Ricky ngumpul di tengah, maka mereka cenderung berpotensi rebutan lapak. Lihat saja Irfan malah kadang terlihat memilih sedikit ke belakang dan kebingungan. Saya kadang bertanya, Irfan ini mau dijadikan apa? Apakah striker penuntas? Tapi di lapangan, Egy justru lebih terlihat dominan sebagai goal getter.

Di babak kedua, Egy diganti Saddil. Saddil saya lihat juga sering beroperasi di kotak penalti. Buktinya dia dapat peluang mencetak gol melalui tandukan. Sesekali dia terlihat di sayap, salah satunya saat gol keempat yang dibuat Witan.

Agresivitas Saddil terlihat lebih brutal di kotak penalti lawan. Setidaknya dia lebih brutal daripada Egy. Tapi tak ada yang berubah karena masih saja ada tiga orang yang numpuk di depan yakni Saddil, Ricky, Irfan. Plus Witan juga mulai ke tengah bagian depan karena Asnawi sering mengeksploitasi sayap kanan.

Jika ada tiga sampai empat pemain di depan plus dua sayap, maka perlu jembatan di tengah. Jembatan ini diisi Klok dan Syahrian.

Nah, jika kena serangan balik karena kesalahan, maka bakal petaka. Ada enam pemain di depan dan Klok-Syahrian berpotensi telat turun. So, maka muncullah gol Timor Leste karena umpan Saddil diantisipasi dan Indonesia terkena serangan balik.

Apalagi, Klok dan Syahrian adalah tipikal pemain stylish. Jadi, potensi dihajar lewat serangan balik sangat mungkin. Untungnya, organisasi permainan Timor Leste tak terlalu bagus.

Saat Ricky ditarik keluar, penggantinya adalah Ronaldo. Nah, Ronaldo juga seperti tak punya tempat. Dia seperti kebingungan mau ke mana. Di depan sudah ada Irfan, Saddil, dan Witan. Di kiri sudah ada Firza dan kanan ada Asnawi. Mau ke belakang ada Klok dan Syahrian. Lihat saja Ronaldo tak punya peran.

Jika performa seperti melawan Timor Leste dipertahankan melawan Filipina, tak terlalu bermasalah. Saya melihat Filipina adalah tim yang bermain pelan.

Tapi jika performa seperti melawan Timor Leste dipertahankan melawan Myanmar atau Malaysia, wah bisa babak belur Indonesia. Myanmar dan Malaysia punya kecepatan. Apalagi jika kembali melawan Vietnam, maka makin remuk.

Diketahui, Indonesia masih menyisakan dua laga melawan Filipina (13/5/2022) dan Myanmar (15/5/2022). Jika menang di dua laga itu, Indonesia akan lolos ke semifinal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun