Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Suara Merdunya Tersimpan di Laci

10 April 2022   06:08 Diperbarui: 10 April 2022   06:21 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto: shutterstock/kingmaya studio dipublikasikan kompas.com

Nina yang sedang hamil itu,  tetangga Budi itu, merekam suara Budi. Suara yang didengarkan ke calon bayinya.

***
Budi tak pernah sadar jika suaranya merdu. Sampai kemudian, rekaman suara itu diperdengarkan ke Budi. Budi juga kaget, dia merasa orang dengan suara terindah di kampung, bahkan se Kecamatan.

Begitu sadar akan masa kejayaan yang sepertinya tinggal selangkah, Budi membaca Alquran, di teras rumah jelang petang. Para tetangga membawa kursi plastik berkumpul.

Para tetangga akan menyimak suara Budi. Ada 30 orang berkumpul. Budi bangga luar biasa. Lalu satu tarikan napas, Budi mengaji.

Tapi, suaranya biasa saja. Para tetangga terkejut. "Jangan-jangan kemarin kemarin itu suara rekaman," kata Sulis, bunga desa yang sedang merekah.

Budi pun kaget, saat suaranya tak lagi seperti emas. Padahal kejayaan sudah tinggal selangkah lagi, menjadi lelaki yang membanggakan. Siapa tahu menjadi kaya dari mengaji.

Tak sampai 10 menit, para tetangga bubar. Mereka pergi karena merasa bahwa suara Budi biasa saja. Budi celingukan karena tak ada lagi yang mendengarkannya.

Budi pindah tempat ingin membuktikan suaranya indah. Dia lari ke musala, dia mengaji di sana. Tapi suaranya biasa saja.

Dia lari kembali ke rumah, dia mengaji di dapur, suaranya biasa saja. Dia jalan ke ruang tamu, dia mengaji di sana, dan suaranya biasa saja.

Dia mengaji di meja, membuka laci dan melakukan ritual seperti jelang pagi. Dia ingin memburu kejayaan, tapi tetap saja suaranya biasa saja.

Kala terpuruk itu, di jelang pagi usai Subuh, Budi kembali mengaji. Dia terpuruk amat sangat. Dia kembali mengaji dengan suara diarahkan ke laci yang terbuka. Dia seperti terhanyut dan suara emasnya keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun