Olahraga dan Politik
Situasi yang ada saat ini di Eropa menjelaskan bahwa sepak bola tak bisa merdeka sepenuhnya. Situasi politik antarnegara juga membuat sepak bola terpengaruh. Sebenarnya, perseteruan politik itu tak terbatas pada negara, namun juga pada pemain.
Misalnya saja, ketika ada pemain kelahiran Kosovo atau berdarah Kosovo/Albania melawan Timnas Serbia, maka akan muncul aroma perseteruan di lapangan. Masih ingat kan bagaimana Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka yang berdarah Kosovo/Albania dan membela Swiss sangat bersemangat melawan Serbia dan memantik permusuhan. Sebab, Kosovo-Albania tak akur dengan Serbia. Laga Swiss vs Serbia itu terjadi pada Piala Dunia 2018.
Ada juga cerita soal Marko Arnautovic yang berdarah Serbia dan membela Timnas Austria. Dia terlihat sangat emosional dan sempat mengungkapkan kata tak pantas usai mencetak gol ke gawang Masedonia Utara di Euro 2020. Namun, mulut Arnautovic ditutup oleh kapten David Alaba. Diketahui, Serbia dan Masedonia Utara juga tak terlalu akur.
Sebenarnya, jika mau berbicara hanya olahraga, maka hendaknya hal seperti itu tak terjadi. Kalau bisa, semangat sportivitas olahraga dijadikan alat untuk mendamaikan. Jika pun tidak bisa mendamaikan, setidaknya olahraga dijadikan ajang yang bebas dari politik.
Hanya saja, faktanya memang ada pengaturan soal pelarangan negara tertentu melawan negara tertentu. Tapi, batasan pelarangan ini juga tak terlalu jelas. Misalnya saja, bagaimana jika ada atlet Iran melawan Israel di Olimpiade? Atau atlet Indonesia vs Israel di Olimpiade? Apakah laga itu akan dibatalkan karena Iran dan Israel atau Indonesia dan Israel tak akur secara diplomatik? Setahu saya tidak dibatalkan, tetap berjalan. Yang ada adalah atlet dari salah satu negara mundur karena negaranya bermusuhan dengan Israel.
Jadi, aturan soal pembatalan pertemuan antarnegara itu juga tak rinci dan tak bersifat universal. Jika tak rinci dan tak bersifat universal, maka aturan pelarangan seperti ini bisa dengan dalih "suka-suka". Begitu? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H