Salah satu contoh ketika melihat Cak Lontong dengan Akbar dalam sebuah acara ketika Cak Lontong berperan sebagai Si Buta dari Goa Hantu.Â
Silakan cek youtubenya. Di situ Akbar mampu dengan bagus menimpali dan mengumpan. Sehingga, lawakan Cak Lontong benar-benar menggemparkan. Jadi faktor Akbar sebagai pengumpan atau penimpal juga sangat-sangat penting.
Lalu mereka yang bukan pelawak itu yang bagaimana? Ya yang tak bisa melucu. Tak bisa melucu dan tak bisa memancing kelucuan. Diberi kesempatan berkali-kali di panggung, tetap saja tak bisa melucu atau memancing kelucuan. Bahkan, tak bisa berbagi peran. Inginnya terus menguasai panggung.
Kalau ada yang seperti itu, yang sering gagal melucu atau memancing kelucuan di panggung, maka dia bukan pelawak. Lebih baik mencari profesi yang lebih cocok untuknya.
Jadi, saya ulangi lagi. Pelawak juga manusia. Ada kalanya dia mati gaya. Namun, pelawak yang sudah mendarah daging, maka dia akan lebih sering sukses membuat kelucuan atau memancing kelucuan daripada gagal. Kalau mereka yang lebih sering gagal membuat kelucuan atau memancing kelucuan, mungkin dunianya bukan dunia komedi. Mungkin dia lebih cocok menjadi wakil rakyat. Mungkin seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H