Bek Barcelona Ronald Araujo (kiri) menanduk bola yang berujung gol ke gawang Granada pada laga pekan kelima Liga Spanyol 2021-2022 di Stadion Camp Nou, Selasa (21/9/2021) dini hari WIB.
Barcelona mengalami keparahan setelah ditinggal Lionel Messi. Setidaknya, sampai saat ini mereka fluktuatif dan cenderung mengkhawatirkan.
Indikasi parahnya Barcelona adalah dalam dua laga terakhir. Di laga melawan Bayern Munchen, Barcelona yang berlaku sebagai tuan rumah, dibantai tiga gol tanpa belas pada tengah pekan lalu.
Terbaru, Barcelona kembali mendapatkan hasil mengecewakan. Bermain di kandang sendiri, Barcelona bermain seri melawan Granada 1-1, Selasa (21/9/2021) dinihari WIB.
Bahkan di laga itu, Barcelona sangat sulit mendapatkan peluang emas mencetak gol sekalipun menguasai pertandingan. Peluang sangat bagus Barcelona baru didapatkan di akhir babak pertama melalui tandukan Ronald Araujo.
Trio penyerang yang jadi starting yakni Memphis Depay, Coutinho, dan Yusuf Demir tak bermain meyakinkan. Bahkan, di laga itu Barcelona kebobolan ketika pertandingan baru berjalan 2 menit. Granada mencetak gol melalui Domingos Duarte.
Barcelona baru bisa menyamakan kedudukan melalui Ronald Araujo menit 90. Hasil seri melawan klub medioker seperti Granada, apalagi main di kandang sendiri, jelas bukan hasil yang memuaskan.
Setelah Barcelona ditinggal Lionel Messi, memang belum sepenuhnya meyakinkan. Barcelona saat ini mengingatkan saya pada Barcelona di awal dekade 2000-an.
Saat itu, dari musim 1999-2000 sampai 2003-2004, Barcelona tak mendapatkan gelar. Barcelona kala itu tak memiliki super bintang yang bisa mengubah keadaan (kecuali di musim 2003-2004).
Barcelona memang memiliki Patrick Kluivert, Javier Saviola, dan sederet pemain terkemuka lainnya. Namun, mereka bukan kategori pemain pembeda. Bukan pemain super bintang.