Serangan Brest yang mengeksploitasi sisi kiri beberapa kali mengerikan. Untungnya, di tengah gempuran Brest, PSG mampu melakukan serangan balik cepat.
Sepak pojok Brest yang berhasil ditinju Keylor Navas memberikan jalan serangan balik cepat. Umpan satu dua Di Maria dan Hakimi berujung gol. Di Maria menjebol gawang PSG melalui tembakan lob, mirip golnya ke gawang Brasil di final Copa America. Bedanya gol di menit 90 ini dibuat Maria dengan kaki kanan, yang bukan kaki kekuatannya.
PSG mampu menang tiga kali beruntun di tiga laga awal Liga Prancis musim ini. Namun, mereka sudah kebobolan lima gol. Jika mengacu pada klasemen sementara, PSG adalah tim dengan kebobolan terburuk kelima. Artinya, dari 20 tim di Liga Prancis, hanya empat tim yang memiliki jumlah kebobolan lebih banyak dari PSG.
Diperingatkan Henry
Beberapa hari lalu, legenda Prancis Thierry Henry memberi kode keras pada PSG. Dia mengatakan soal keseimbangan tim. Henry bercerita pengalamannya saat masa kejayaan Barcelona kala dilatih Pep Guardiola.
Di masa itu, Barcelona mampu membuat banyak gol. Namun, Henry menilai banyak yang mengabaikan fakta lain dari Barcelona kala itu. Di masa itu, Barcelona juga sedikit kebobolan.
Dia tidak memungkiri PSG saat ini memiliki penyerang-penyerang berbahaya. Namun menurut Henry, PSG masih terlalu banyak kebobolan. Analisis Henry itu kembali terbukti kala melawan Brest.
Sekalipun PSG mampu menguasai bola sampai 74 persen, mereka dibobol dua kali oleh Brest. Lalu dengan Brest yang kelas menengah ke bawah saja kebobolan, bagaimana ketika melawan raksasa Eropa lainnya di ajang Liga Champions? Ya, ini PR berat Mauricio Pochettino.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H