Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSG Menang Lagi, tapi Pertahanan Kiri Amburadul

21 Agustus 2021   04:42 Diperbarui: 21 Agustus 2021   04:52 1440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angel Di Maria (kiri) andalan PSG di lini penyerangan. Foto: AFP/FRANCK FIFE dipublikasikan kompas.com

Paris Saint-Germain (PSG) kembali mendapatkan kemenangan di laga ketiga Liga Prancis, Sabtu (21/8/2021) dinihari WIB. PSG mengalahkan tuan rumah Brest 4-2. Sekalipun menang, pertahanan sisi kiri milik PSG amburadul. Brest berkali kali mengancam dan mendapatkan keuntungan dari sisi pertahanan yang dijaga Abdou Diallo itu.

Di laga itu, PSG mampu unggul 2-0 hingga menit 36. Gol pertama PSG dibuat Ander Herrera di menit 23. Kylian Mbappe menggandakan keunggulan PSG di menit 36. Di laga itu, bintang baru PSG Lionel Messi belum bermain. Hal yang sama juga terjadi dengan Neymar.

Namun, di menit 42, PSG memperlihatkan sisi kiri pertahanan mereka yang rapuh. Bermula dari kegagalan Mbappe menjaga bola, Brest melakukan serangan cepat.

Di pertahanan PSG, pengatur serangan Brest yakni Romain Faivre memberi umpan dengan membelakangi bola. Umpan diberikan ke Franck Honorat yang berada di sisi kiri pertahanan PSG dan tak terkawal. Gawang PSG pun jebol.

PSG mencetak gol ketiga melalui Idrissa Gana Guaye. Tendangan dari luar kotak penalti Idrissa mampu menjebol gawang Brest di menit 73.

Menit 77, Brest kembali mengancam. Serangan menusuk dari sayap kanan (bagian kiri pertahanan PSG) membahayakan pertahanan PSG. Bola diumpankan ke Pierre Gabriel yang tak terkawal di kotak penalti. Gabriel mampu menembak bola. Untungnya, bola mengarah ke badan Keylor Navas.

Menit 85, kerapuhan lini belakang bagian kiri PSG kembali terlihat. Berawal dari gagalnya serangan PSG karena umpan Icardi bisa dipotong, Brest membangun serangan.

Pada akhirnya, Steve Mounie menjebol gawang PSG. Situasinya mirip gol pertama Brest. Mounie yang ada di sisi kiri pertahanan PSG tak terkawal dan menjebol gawang Navas.

Gol Mounie membuat kedudukan 2-3 masih untuk PSG. Namun, gol itu membuat Brest makin intensif mengeksploitasi sisi kiri pertahanan PSG. Beberapa kali serangan berbahaya mampu dibangun Brest di sisi kiri pertahanan PSG.

Giorginio Wijnaldum pun terlihat membantu mengcover sisi kiri pertahanan PSG. Bermain di kandang sendiri dengan dukungan ribuan penonton membuat lima menit waktu sisa sangat mendebarkan.

Serangan Brest yang mengeksploitasi sisi kiri beberapa kali mengerikan. Untungnya, di tengah gempuran Brest, PSG mampu melakukan serangan balik cepat.

Sepak pojok Brest yang berhasil ditinju Keylor Navas memberikan jalan serangan balik cepat. Umpan satu dua Di Maria dan Hakimi berujung gol. Di Maria menjebol gawang PSG melalui tembakan lob, mirip golnya ke gawang Brasil di final Copa America. Bedanya gol di menit 90 ini dibuat Maria dengan kaki kanan, yang bukan kaki kekuatannya.

PSG mampu menang tiga kali beruntun di tiga laga awal Liga Prancis musim ini. Namun, mereka sudah kebobolan lima gol. Jika mengacu pada klasemen sementara, PSG adalah tim dengan kebobolan terburuk kelima. Artinya, dari 20 tim di Liga Prancis, hanya empat tim yang memiliki jumlah kebobolan lebih banyak dari PSG.

Diperingatkan Henry

Beberapa hari lalu, legenda Prancis Thierry Henry memberi kode keras pada PSG. Dia mengatakan soal keseimbangan tim. Henry bercerita pengalamannya saat masa kejayaan Barcelona kala dilatih Pep Guardiola.

Di masa itu, Barcelona mampu membuat banyak gol. Namun, Henry menilai banyak yang mengabaikan fakta lain dari Barcelona kala itu. Di masa itu, Barcelona juga sedikit kebobolan.

Dia tidak memungkiri PSG saat ini memiliki penyerang-penyerang berbahaya. Namun menurut Henry, PSG masih terlalu banyak kebobolan. Analisis Henry itu kembali terbukti kala melawan Brest.

Sekalipun PSG mampu menguasai bola sampai 74 persen, mereka dibobol dua kali oleh Brest. Lalu dengan Brest yang kelas menengah ke bawah saja kebobolan, bagaimana ketika melawan raksasa Eropa lainnya di ajang Liga Champions? Ya, ini PR berat Mauricio Pochettino.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun