Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kardi dan Dua Konspirasi Covid-19

16 Juli 2021   19:02 Diperbarui: 16 Juli 2021   19:14 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Konspirasi pertama soal Covid-19 diungkapkan Maman ke Kardi. Maman menilai bahwa Covid-19 adalah upaya sistematis untuk merusak akhlak bangsa.

"Coba kamu pikir Di," kata Maman ke Kardi.

"Orang sekarang tak boleh ibadah di rumah ibadah. Orang dijauhkan dari Tuhan. Kalaupun ibadah jaga jarak. Orang dijauhkan satu sama lain. Kita direnggangkan. Itu membuat kita jadi orang yang jauh dari agama. Akhlak kita lama lama akan rusak. Kita dijauhkan dari agamawan karena Covid-19 ini," kata Maman.

Kardi manggut-manggut saja.

"Anak juga tak sekolah. Sekolah di rumah ngga maksimal. Kita akan kehilangan generasi karena anak-anak tak sekolah lagi," kata Maman.

"Jadi bayangkan akan seperti apa negara kita. Orang-orang baik dilarang ke rumah ibadah. Orang dijauhkan antara satu dengan yang lain. Ini merusak akhlak,  pendidikan, dan masa depan," kata Maman.

Kardi manggut-manggut.

"Jadi ya normal saja. Tetap sekolah dan ibadah di tempat ibadah. Itu namanya usaha. Kalau seperti ini terus, kita jadi bangsa tak berakhlak dan hilang generasi," kata Maman.

***
Esoknya Kardi ketemu Soni. Soni berkoar koar soal upaya membunuh anak manusia melalui Covid-19, tapi dengan cara pandang yang beda 180 derajat dari Maman.

"Kalau di zaman sekarang kok menganjurkan ibadah di rumah ibadah bersama dan tak jaga jarak, itu artinya ingin membunuh orang beriman secara massif. Coba bayangkan kalau orang berkerumun di tempat ibadah. Covid-19 bakal merajalela. Apalagi varian baru itu. Bayangkan kalau banyak yang kena Covid-19 karena berkerumun di tempat ibadah. Potensinya orang-orang baik akan mati karena Covid-19," kata Soni berapi-api.

"Yang ke tempat ibadah kan orang baik. Maka ketika disuruh ke tempat ibadah di masa kini ya berarti bisa menjemput maut. Itu artinya, mereka menginginkan banyak orang baik cepat mati. Caranya mendorong agar berkerumun," kata Soni.

"Zaman gini kok menyuruh anak berangkat sekolah. Ya anak anak nanti potensi kena covid. Kalau kena Covid, rumah sakit bisa penuh. Potensi kematian pada anak-anak itu tinggi lho. Kalau mereka sekolah, berarti mau membunuh secara cepat para calon penerus bangsa," kata Soni.

Kardi manggut-manggut. Dia mulai bingung.

Kardi lalu mendatangiku. Tentu saja aku minta dia jaga jarak. "Jauhan Di," kataku.

"Bukan hanya soal Covid-19. Tapi kamu memang bau. Ketekmu itu tolong diberi penetral. Kamu sudah mandi kalau ketek ngga diurus ya tetap saja bau," kataku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun