Di leg pertama Madrid menang 3-0. Di leg kedua di kandang sendiri, Madrid kocar-kacir. Madrid sempat tertinggal 0-3. Saat itu Madrid bermain tanpa Sergio Ramos.
Nah, di tengah tekanan luar biasa itu, Ramos duduk di bangku cadangan. Entah bagaimana ceritanya Ramos bisa duduk di bangku cadangan Real Madrid.
Ramos terlihat berkoar-koar memberi instruksi, seperti pelatih Madrid. Sementara Zidane seperti tak dianggap waktu itu. Dari adegan itu, saya menyimpulkan (bisa saja salah), Zidane tak memiliki kemampuan mengendalikan taktikal di lapangan.
Jika Prancis dilatih Zidane, saya pikir lolos ke turnamen besar seperti Piala Dunia dan Euro bukan persoalan sulit. Karena Prancis memiliki skuat yang mumpuni dan akan dengan mudah lolos dari kualifikasi.
Tapi ketika main di Piala Dunia dan Euro, maka butuh pelatih dengan taktikal memadai. Ingat, para pemai timnas itu bukan sekumpulan orang yang hidup bersama dalam waktu satu musim. Mereka hanya bersama ketika akan ada pertandingan. Beda dengan pemain di klub yang semusim terus bersama.
Menangani timnas harus bisa mengendalikan orang-orang yang jarang berkumpul. Menangani timnas adalah orang yang memang mumpuni secara taktikal. Kalau Zidane melatih Prancis, saya menduga tak akan jauh berbeda dari Deschamps. Jika pun Prancis juara, itu lebih karena faktor banyak pemainnya yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H