Sarno, gigi palsunya terlepas karena perebutan pengeras suara itu. Wah runyam. Pengeras suara akhirnya terjatuh dan diambil Nardi.
"Pak dilanjut saja. Dua orang ini tak perlu dicontoh. Mantan dan incumbent sama saja. Kita butuh pemimpin yang cepat dan tanggap. Tak perlu bertele-tele. Ayo cepat pak dibawa ke pemakaman," kata Nardi.
Merasa tak dapat panggung, Kasmo langsung bergegas mengambil satu pegangan keranda. Dia ada di barisan depan pengangkut keranda.
"Pemimpin itu langsung aksi," teriak Kasmo.
Setelah pemakaman selesai, para mantan dan incumbent tidak langsung kembali pulang. Mereka kembali ke kediaman mendiang. Mereka ingin mengucapkan belasungkawa pada putri mendiang. Putri mendiang yang bernama Siti, berusia 23 tahun, pendiam, manis, tak banyak cing cong.
Para mantan dan incumbent ingin bersalaman, berbelasungkawa, menghibur, dan memberi derma sekadarnya. Yang ditunggu tak kunjung keluar.
"Man, Siti tolong dijemput, dia masih di pemakaman," kata seorang kerabat berteriak.
Tahu Siti masih di pemakaman, para mantan dan incumbent itu buru-buru ke pemakaman mau menjemput. Kasmo pakai sepeda, Sarno, Â dan Nardi pakai motor. Samsu kebingungan. Dia tak bawa kendaraan atau sepeda.
"Kang, saya boleh bonceng," kata Samsu pada Kamso.
"Preeettt," kata Kamso.
Merasa ditolak, Samsu mau nebeng Nardi atau Sarno. Tapi keduanya sudah melaju. Akhirnya dengan sarung diselempangkan dan celana kolor pendek motif kembang merah jambu itu, Samsu lari tunggang langgang.