Mendapatkan ekspresi itu, Lanfu langsung lari ke arah barat.Â
"Hei kenapa kamu lari ke barat," teriak Fulan.Â
"Aku ingin memperbaiki kesalahan. Aku mau ke Mak Erot lewat arah barat," kata Lanfu terpotong-potong karena sembari lari.
Bohlamnya? Ternyata masih dibawa Lanfu.Â
***
Satu ketika Fulan meminta Lanfu untuk mencarikan batu di tempat penggilingan batu.Â
"Tolong carikan lima batu seukuran bola ping pong ini. Bolanya dibawa tak masalah. Kamu cari batu ke tempat penggilingan batu dekat warung Mak Erot. Kamu ke sana lewat barat ya, biar lebih cepat. Sampai penggilingan batu, kamu izin sama mandor untuk minta lima batu seukuran bola ping pong. Izinnya begini, 'pak minta batu ya, lima buah saja, seukuran bola ping pong ini,'. Kalau sudah selesai, kamu pulang lewat jalan kamu berangkat lagi. Cepat ya. Jangan lupa berdoa," kata Fulan.Â
Tapi ternyata sudah dua jam Lanfu tak pulang. Fulan bingung, lalu mencari Lanfu di tempat penggilingan batu. Dua bersaudara itu bertemu.Â
"Bang. Ini kan lingkaran bola ping pong 12,1 sentimeter. Aku mencari batu yang lingkarannya 12,1 sentimeter tidak ada. Belum nemu," kata Lanfu.Â
Fulan hanya bisa tepok jidat.Â
***