"Pak, kok Dorameon. Kan mintanya Kamen Rider," kata Rodhiah sabar.
Balik lagi Soni ke toko mainan. Tapi sayang, kalau sudah beli tak bisa dikembalikan atau ditukar. Soni pun bingung. Akhirnya dia beli Kamen Rider setelah melihat secarik kertas yang dia bawa yang ditulis Rodhiah, "Kamen Rider".
Soni kemudian berpikir lalu buat apa Doraemonnya. Dia pun memutuskan memberikan Doraemon pada salah satu pelayan toko yang juga masih kerabatnya. "Ti, ini untuk anakmu saja. Si Sinta itu," kata Soni pada Siti.
"Kang, anakku namanya Santi. Kalau Sinta kan gadis manis di ujung gang itu," kata Siti.
Soni malu, dan berlalu pergi. Sampai rumah sakit, Soni bercerita pada Rodhiah bahwa dia terpaksa membeli boneka lagi karena yang sudah dibeli tak bisa ditukar.
 "Pak, lha Doraemonnya mana?" kata Rodhiah.
"Sudah aku kasih ke Siti, buat anaknya yang namanya Sinta itu," kata Soni.
"Sinta? Anaknya Siti ya namanya Santi. Sinta itu gadis manis di ujung gang. Kamu kasih ke Sinta apa Santi?" tanya Rodhiah pelan tapi menekan, sembari mencubit pusar Soni.
Soni kalau tertekan jawab sembarangan. "Iya, maksudku buat Sinta," kata Soni yang kembali salah.
"Apaaaaaa?" kata Rodhiah dengan cubitan keras sekali ke bawah perut Soni. Soni geli geli sakit.
***