Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Terbiasa dengan Presiden Kejutan

2 September 2020   09:07 Diperbarui: 2 September 2020   09:12 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo. Kompas.com/ihsanuddin

Setelah Reformasi 1998, kita diperlihatkan cara pemilihan Presiden yang relatif baik. Artinya, tak ada calon tunggal Presiden. Menariknya, setelah Reformasi kita terbiasa dengan presiden kejutan.

Presiden kejutan adalah mereka yang sebelumnya tak pernah diperbincangkan menjadi calon Presiden. Namun, di waktu-waktu mendekat pemilihan, muncullah sosok kejutan itu dan kemudian menjadi Presiden.

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo (Jokowi) adalah potret Presiden kejutan. Ketiganya sebelumnya tak pernah masuk hitungan, tapi belakangan kemudian menjadi kuda hitam dan menang.

Gus Dur

Gus Dur adalah sosok populer di masa Orde Baru. Salah satu alasannya karena dia adalah Ketua Umum PBNU. Dia juga berani membentuk Forum Demokrasi di masa kekuasaan Orde Baru.

Namun, tak pernah ada cerita (seingat saya), Gus Dur digadang-gadang jadi Presiden Indonesia. Bahkan saat ramai-ramai Reformasi, nama Gus Dur pun jarang disebut sebagai calon Presiden.

Kala itu, nama yang santer digadang jadi Presiden adalah Megawati Soekarnoputri, Amien Rais, dan incumbent BJ Habibie. Kemudian, hasil Pemilu 1999 makin menguatkan nama Megawati sebagai kandidat Presiden. Sebab, saat itu PDIP yang dipimpin Megawati menang pemilu.

Megawati kemudian head to head dengan BJ Habibie sebagai kandidat Presiden. Namun, dinamina politik berubah. Ada pihak yang ingin memunculkan alternatif yang kemudian disebut "Poros Tengah". Adalah Amien Rais yang menjadi motor Poros Tengah.

Kemudian, Poros Tengah ini yang kemudian mengajukan Gus Dur sebagai calon Presiden. Di sisi lain BJ Habibie gagal jadi calon Presiden karena pertanggungjawabannya sebagai Presiden ditolak MPR.

Pada akhirnya, Gus Dur melawan Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan Presiden oleh MPR pada 1999. Secara mengejutkan Gus Dur menang atas Megawati.

Gus Dur tak penuh lima tahun sebagai Presiden. Di tengah jalan Gus Dur diturunkan oleh MPR yang dipimpin Amien Rais. Padahal, Amien Rais pulalah yang mengusung Gus Dur jadi Presiden.

Naiknya Megawati juga sebuah kejutan. Sebab, di masa awal Gus Dur jadi Presiden, Gus Dur-Mega adalah pasangan yang dinilai cocok. Tapi di tengah jalan mereka beda jalur.

SBY

Sosok SBY juga tak terlalu menonjol sebagai kandidat Presiden di masa awal pemerintahan Megawati. Kala itu, nama yang kuat adalah Megawati, Gus Dur, dan Amien Rais. Sementara nama SBY tak terlalu kencang terdengar.

Namun dinamika politik berubah. "Perseteruan" SBY dengan Megawati ternyata malah menarik simpati masyarakat pada SBY. SBY dinilai sebagai sosok yang jadi korban.

Belum lagi saat itu Taufik Kiemas, suami Megawati, ikut berkomentar yang justru membuat SBY makin melambung. Melambungnya nama SBY tentu sangat berpengaruh karena pada 2004 untuk pertama kalinya pemilihan Presiden dilakukan langsung oleh rakyat.

Saat SBY melambung, dia tak terbendung. Dua putaran pilpres berhasil dimenangkan SBY. Kala itu, SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla. Setelah tiga Presiden dari sipil, tampuk presiden kemudian kembali ke tokoh militer. SBY mampu menjadi Presiden dalam 10 tahun.

Jokowi

Nama Jokowi juga tak santer sebagai kandidat Presiden. Nama yang muncul ke permukaan kala itu adalah Prabowo Subianto. Sementara, Jokowi hanyalah Wali Kota Solo.

Namun, karier politik Jokowi melonjak luar biasa ketika dia jadi Gubernur DKI Jakarta. Cara Jokowi yang dinilai merakyat dalam memimpin telah membuat namanya melambung luar biasa.

Sejak jadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012, Jokowi kemudian santer digadang jadi calon Presiden. Lalu, seperti diketahui, popularitas Jokowi melambung luar biasa. Dia pun maju jadi calon Presiden dan mampu mengalahkan Prabowo.

2024?

Bagaimana dengan Pilpres 2024? Yang pasti saat ini nama yang terdepan adalah Prabowo. Menarik ditunggu apakah akan muncul sosok kejutan? Atau malah Prabowo tetap berada di garis terdepan.

Jika Prabowo gagal karena ada capres kejutan, maka memang hal itu bukan sesuatu yang baru. Artinya Indonesia memang terbiasa dengan sosok kejutan. Tapi, jika Prabowo masih ada di atas, maka juga menarik karena tak ada calon kejutan yang jadi pemenang. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun