Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Timnas Argentina dan sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Buat RCTI, Zaman Memang Kejam

31 Agustus 2020   12:16 Diperbarui: 31 Agustus 2020   16:44 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi mereka yang menikmati berita atau informasi dari telepon genggam, besar kemungkinan akan berujar, "makanya adaptif dengan zaman. Zaman seperti ini masih jadi loper koran. Mbok yang maju, cari kerjaan lain kan banyak," mungkin seperti itu.

Bahkan ada juga yang menyalahkan. "Salah sendiri, zaman seperti ini masih jualan koran. Ya ngga ada yang beli karena ini zaman internet," begitu.

Tapi bagi peloper? Puluhan tahun mereka menggenjot sepeda dari gelapnya pagi sampai jelang siang. Lelah tak terkira. Pekerjaan itu sudah mendarah daging. Ketika usia hampir kepala lima, dunia berubah seketika.

Ketika dunia informasi berubah, media baru tak membutuhkan tenaga loper. Karena informasi di internet memang tak membutuhkan loper, juga tak membutuhkan agen. Mereka tentu berharap bisa bertahan sebagai loper sembari mengais cerita hidup lain kala tulang makin keropos. Mereka berharap, loper akan benar-benar tak lagi ada ketika diri mereka sudah berpulang ke Yang Maha Kuasa.

***
Saya tak terlalu tahu soal televisi. Tapi, saya pikir ceritanya ya mirip koran. Televisi sudah mulai terdesak oleh YouTube dan sejenisnya itu. Televisi tentu ingin bertahan untuk mencari untung sembari memberi nafkah pada ratusan pekerjanya. Caranya dengan melawan melalui uji materi.

Orang-orang yang menolak "perlawanan" RCTI saya pikir mereka yang diuntungkan dengan adanya YouTube dan sejenisnya. Diuntungkan sebagai pembuat konten atau penonton. Tapi coba ditanya pada mereka pekerja di RCTI. Mungkin, mereka akan mendukung langkah RCTI sebab dari situlah mereka bertahan hidup.

Kedua belah pihak baik yang pro atau yang kontra dengan langkah RCTI, punya pembenar atas sikapnya. Tinggal bagaimana MK memutuskannya. Apakah akan menguntungkan RCTI dan INews atau sebaliknya. 

Lalu, bagi yang berpotensi dirugikan dari uji materi RCTI wajarnya mengajukan diri ke MK sebagai pihak terkait. Misalnya para YouTuber melalui kuasa hukumnya menjadi pihak terkait di MK. Kenapa? Agar keterangan mereka didengar hakim. Agar hakim punya perspektif lain, bukan hanya dari RCTI dan INews saja. 

Saya tak mengikuti sidang di MK, apakah sudah ada yang mengajukan diri jadi pihak terkait? Ini jalur hukum. Jika tak sepakat dengan RCTI, siapkan argumentasi di muka persidangan, bukan hanya berkoar koar di dunia maya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun