Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mumtaz Bikin Amien Rais Jadi Sasaran Empuk

16 Agustus 2020   08:17 Diperbarui: 17 Agustus 2020   18:33 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembungkaman kritik pada pemerintah justru akan membuat pemerintahan tanpa kontrol. Di sisi lain, menjadi ayah yang baik juga jadi kewajiban. Bagaimana agar anak bisa menjaga etikanya.

Jalan Sendiri

Diketahui, Amien lahir pada 1944. Karier politik tertingginya adalah menjadi Ketua MPR. Dia juga pernah menjadi Ketua Umum PAN. Nama Amien melambung saat masa Reformasi. Dia termasuk yang berada di garda terdepan Reformasi.

Saat Pilpres 2004, Amien menjadi calon presiden. Amien berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo  Namun, pasangan itu tersingkir di putaran pertama. Lalu, semakin ke sini, Amien seperti jalan di kesepian di tengah teriak kencangnya. Tengok saja bagaimana belakangan dia "tak digunakan" oleh partai yang dia dirikan sendiri, PAN.

Bahkan, melalui media sosial Amien mempertanyakan PAN yang mesra dengan Gibran, anak Presiden Jokowi. Bayangkan saja, seorang pendiri partai berteriak menyerang partai yang didirikan, yang kini dinakhodai oleh besannya sendiri.

Saat ada berita Fadli Zon dan Fahri Hamzah mau menerima bintang mahaputra nararya dari Jokowi, saya membayangkan Amien Rais seperti berada di sampan sendirian. Dia tak masuk sebagai pengkritik yang dapat bintang mahaputra nararya.

Tempo hari, saat  Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dibentuk, tak ada nama Amien Rais. Padahal, KAMI adalah kumpulan orang-orang yang vokal pada pemerintahan Jokowi. Tentu ada yang bilang bahwa Amien satu rasa dengan KAMI, sekalipun Amien tak ada.

Saya pun kembali membayangkan Amien ada di sampan sendirian. Dia berada di danau keramaian tapi sendirian. Entah nanti ketika parpol yang dia rancang sudah terbentuk. Entah kapan itu terjadi. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun