Negeri ini sering ditiup isu soal titipan. Ada siswa titipan, ada pegawai titipan, ada mahasiswa titipan, ada juga pemain sepak bola titipan.
Titipan yang dimaksud dalam hal ini adalah titipan dengan kesan negatif. Sederhananya, orang tak tak terkualifikasi bisa dititipkan di kelompok yang dituju. Misalnya, siswa yang sebenarnya tak memiliki kualifikasi, bisa masuk ke sekolah tertentu karena koneksi maka disebut siswa titipan.
Pegawai yang tak kompeten bisa masuk organisasi kerja karena memiliki koneksi biasanya disebut pegawai titipan. Dalam sepak bola, pemain yang tak memiliki kualifikasi bisa masuk ke tim tertentu karena koneksi maka biasanya disebut pemain titipan.
Nah, fenomena titipan memang sulit untuk dibuktikan. Sebab, biasanya sudah terbungkus rapi. Tapi, baunya bisa tercium. Nah, fenomena ini bisa terjadi di sepak bola.
Pemain titipan bisa masuk karena dia punya koneksi dengan pihak tertentu di tim. Pihak tertentun itu jelasnya memiliki pengaruh lebih besar dari seorang pelatih. Imbasnya jika ada pemain titipan, apalagi banyak, pelatih tak berkutik untuk memainkan pola yang diinginkan. Ini tentu merugikan.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pun mengakui ada pemain keturunan yang mengontak dirinya. Niatnya tentu agar bisa masuk timnas Indonesia. Seperti diberitakan bolasport, Iriawan pun menolaknya.
Dia mengatakan bahwa pemilihan pemain menjadi kewenangan pelatih sepenuhnya. Untuk timnas senior dan U-19, Shin Tae-yong lah yang memiliki kewenangan. Sementara untuk U-16 menjadi kewenangan Bima Sakti.
Apa yang diungkapkan Iriawan adalah indikasi bahwa usaha agar pemain titipan itu masuk timnas memang ada. Nah, tentu usaha-usaha seperti itu harus ditolak. Jangan ada pemain titipan di timnas!
Pelatih Keras Kepala
Dalam konteks titip menitip pemain ini, keberadaan pelatih keras kepala memang diperlukan. Pelatih keras kepala tentu akan menolak upaya untuk mengintervensi dirinya. Saya pikir Shin Tae-yong adalah pelatih keras kepala seperti umumnya pelatih kelas dunia.
Nah, Bima Sakti yang masih "baru" sebagai pelatih, saya pikir punya pengalaman penting bersama Luis Milla. Saat Milla menjadi pelatih timnas Indonesia, Bima adalah salah satu asistennya.