Maka, dengan realitas seperti itu, sudah selayaknya UKT diturunkan di masa pandemi ini. Bahkan, Mas Nadiem akan selalu dikenang sebagai pahlawan jika mambuat kebijakan menggratiskan UKT di masa pandemi, walaupun saya yakin itu akan sangat sulit.
Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting bagi perkembangan bangsa. Dengan pendidikan, orang bisa mengetahui beberapa hal, bisa mengembangkan diri, bisa lebih paham memakni hidup, dan bisa menaikkan derajat ekonomi.
Pendidikan yang baik tentu akan memunculkan SDM yang baik, yang bisa bersaing dengan negara lain. Sebaliknya, jika pendidikan jeblok, maka akan sulit bagi kita bersaing dengan negara lain.
Buat Nas Nadiem, di masa seperti ini dengan UKT yang normal, juga bisa menyulitkan mahasiswa. Saya khawatirnya karena kondisi ini dan kekurangan dana, mahasiswa memilih cuti dan bisa membuat mereka makin lama lulusnya.
Makin lama lulus tentu tak menguntungkan. Apalagi, bagi mereka dari ekonomi sulit. Lama lulus berarti makin banyak lagi dana yang dikeluarkan orangtua untuk biaya pendidikan.
Saatnya dunia pendidikan didekatkan dengan konsep kemanusiaan. Pendidikan diperlihatkan dengan realitas bahwa keluarga anak didik juga memiliki kesulitan ekonomi di masa pandemi ini.
Jangan sampai dunia pendidikan terus melaju dengan kesibukannya sendiri, terus asyik dengan penelitian dan segala macam tetek bengek akademik, tanpa melihat sekelilingnya. Saatnya dunia pendidikan melihat sekelilingnya dan anak didik atau mahasiswa.
Pengalaman Mas Nadiem saya pikir sudah cukup untuk melihat realitas kemanusiaan. Apalagi dia pernah menjadi pentolan perusahaan yang memiliki banyak mitra. Mitra yang berjuang siang malam untuk nafkah keluarganya.Â
Mitra yang terdampak karena corona. Mitra dan mereka pekerja lainnya yang memiliki anak mahasiswa, membutuhkan keringanan biaya. Sangat membutuhkan. Semoga Mas Nadiem mendengarkan  jeritan orangtua dan keluarga mahasiswa dan merealisasikan desakan mahasiswa. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H