Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Khofifah-Risma dan Isu Rivalitas Politik Hijau-Merah

1 Juni 2020   09:06 Diperbarui: 1 Juni 2020   09:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tri Rismaharini dan Khofifah Indar Parawansa. Sumber: Kolase SURYA.co.id/Yusron Naufal Putra/Kompas.com dipublikasikan kompas.tv

Basis PAN dan PPP pun sebenarnya juga berbeda. PAN identik dengan muslim modern dan PPP identik dengan muslim tradisional. Khofifah sendiri tentu identik dengan muslim tradisional.

Namun, sekalipun corak hijau di parpol pendukung Khofifah pada Pilkada Jatim 2018 tak mencolok, kehijauan Khofifah tak luntur. Dia sangat mampu memanfaatkan kekuatannya  untuk mendulang suara warga NU.

Jika Khofifah cenderung hijau, tak demikian dengan Risma. Secara garis keturunan, Risma sebenarnya adalah cicit dari Mbah Jayadi yang merupakan pendiri NU di Madiun. Namun, nuansa hijau dalam diri Risma memang tak terlalu menonjol.

Risma lebih lekat sebagai kader PDI Perjuangan yang sukses memimpin Surabaya. Maka, nuansa rivalitas pun muncul ketika Risma marah di masa pandemi pekan lalu.

Pihak PDI Perjuangan sendiri langsung menarik isu Risma marah itu ke isu politik rivalitas. "PDIP berharap agar gubernur dan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur lebih bijak dan melihat skala prioritas dengan memperhatikan kepentingan rakyat, tanpa perlu menghadirkan rivalitas politik yang tidak perlu dan harus menghindari ego kepemimpinan," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto seperti diberitakan kompas.tv.

PDI Perjuangan sendiri memiliki kenangan pahit ketika berkontestasi melawan Khofifah di Pilkada 2018. Saat itu, sebenarnya PDIP dan PKB memiliki peluang besar menang Pilkada Jawa Timur 2018. Sebab, dua orang yang diusung adalah tokoh berkelas, yakni bakal calon gubernur Saifullah Yusuf dan bakal calon wakil gubernur Azwar Anas.

Namun, video yang menyudutkan Azwar Anas beredar sehingga kontestasi berubah dan Azwar Anas pun diganti. Koalisi PKB-PDIP pun kalah.

Di pilpres 2019 seperti tak terjadi rivalitas politik hijau merah di Jawa Timur. Sebab mereka sama-sama condong ke Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun, sepertinya polemik kecil yang muncul di masa pandemi ini bisa mengarah ke rivalitas politik 2023 kala Pilkada Jatim dilaksanakan. Bisa saja di kontestasi itu, Khofifah akan melawan Risma. Bisa saja kan? Dan mesin pertarungan itu dipanaskan sejak sekarang.

Tapi tentu saja harapan kita semua bahwa itu hanya rivalitas politik di tingkat elite. Jangan sampai rivalitas itu jadi mengakar di akar rumput. Sebab, jika rivalitas politik sudah mengakar di masyarakat, akan jadi problem yang sulit terurai. Mari masyarakat jadi pendukung yang wajar saja, jadi penonton yang baik saja. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun