Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Khayal Surga di Gerbang Reformasi 1998 dan Kenyataannya

15 Mei 2020   10:00 Diperbarui: 15 Mei 2020   10:00 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber korupsi yang katanya dihancurkan,  memunculkan banyak kantong baru. Buktinya banyak yang diproses hukum karena diduga korupsi. Sampai kemudian, kejumudan itu muncul karena sebagian masyarakat menilai tak ada perubahan (ekonomi) yang berarti. Hingga akhirnya muncullah gambar Presiden Soeharto di sebuah truk dengan kata-katanya. "Piye kabare, penak jamanku tho?". Kata-kata yang kira kira berarti, "bagaimana kabarnya, enak zaman aku kan?".

Lambat laun orang kembali beromantisme di masa Orde Baru. Soal harga pangan terjangkau, soal stabilitas yang baik, soal radikalisme yang tak diberi tempat. Romantisme itu seperti meminggirkan fakta lain bahwa di masa Orde Baru, kebebasan berpendapat tak seperti sekarang.

Sebagian kita kemudian beromantisme soal kehidupan nyaman di masa lalu dan seperti ingin kembali ke sana. Sebagian kita yang lain tetap menilai bahwa kebebasan di masa sekarang jauh lebih baik dan tak mau kembali ke masa lalu.

Semua berhak memiliki pandangannya. Namun, saya hanya ingin mengatakan bahwa jika kita tak ada niatan untuk memperbaiki diri, maka khayal surga itu tak akan pernah jadi nyata.

Percuma mengkritik dan menghujat korupsi ketika ada bantuan sosial sebagian kita langsung merasa jadi orang melarat. Percuma mengagungkan kebebasan berekspresi tapi ketika orang lain membuat ekspresi yang beda langsung dihakimi. Percuma mengaku merdeka tapi merendahkan kemerdekaan pihak lain. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun