Penyanyi Adele mampu mengubah tubuhnya. Adele yang sebelumnya gemuk atau sebutan sejenisnya kini lebih kurus setelah melakukan diet. Apapun alasannya, saya menilai bahwa ini kemenangan stigma atau label negatif tentang gemuk.
Bagi mereka yang pernah melihat Adele saat gemuk, mungkin akan kaget ketika melihatnya jadi kurus. Seperti diberitakan kompas.com, berat badan Adele turun sampai 50 kilogram.
Turunnya berat badan itu bisa dipotret dari banyak hal. Bisa jadi ada yang menilai bahwa dengan tubuh kurus, Adele akan lebih sehat. Sebab, banyak informasi yang menyebutkan jika orang gemuk cenderung tak sehat.
Ada juga yang mungkin menilai bahwa ketika Adele jadi kurus, maka itu adalah bentuk perjuangan. Bentuk perjuangan dan kerja keras Adele untuk kurus akhirnya membuahkan hasil. Adele adalah potret orang yang berusaha dan bekerja keras.
Tapi saya tak melihat seperti itu. Saya melihat bahwa kurusnya Adele adalah bentuk kemenangan stigma atau kemenangan tentang penilaian bahwa gemuk itu buruk. Sejak lama, gemuk dinilai sebagai hal yang buruk.
Gemuk dinilai sebagai tidak seksi, rawan penyakit, tidak gesit, dan segala stigma lainnya. Padahal kalau lihat Sammo Hung, aktor laga itu, dia gemuk tapi gesit. Ada beberapa teman yang gemuk tapi sehat juga.
Sebenarnya, gemuk dan kurus adalah dua hal yang sama. Sama sama berpotensi baik dan berpotensi buruk.
Agar kurus diberi label yang lebih baik, maka ada kata langsing, atletis, dan lainnya.
Sementara, gemuk sepertinya belum memiliki kata lain yang cenderung bertendensi positif. Ada kata "sintal", tapi konotasinya sepertinya bagaimana gitu.
Maka, sebenarnya untuk melawan stigma itu, saya berharap orang-orang berpengaruh di dunia hiburan agar tetap gemuk jika dia memang gemuk. Tapi tentu tetap menerapkan pola hidup sehat dan wajar.
Jika mereka tetap gemuk, maka bisa memberikan kepercayaan diri bagi mereka yang gemuk dan terus dibully. Setidaknya mereka yang gemuk bisa memberi contoh bahwa gemuk itu bisa berprestasi. Gemuk itu tak selalu soal pesakitan.
Mereka yang gemuk memiliki energi lebih ketika melihat mereka yang berada di dunia hiburan juga gemuk dan berprestasi. Jadi bukan hanya gemuk untuk dibully. Kenapa saya hanya membatasi pada dunia hiburan? Karena dunia hiburan mengedepankan penampilan.
Ketika ada orang gemuk dan berprestasi karena suaranya, pelan-pelan akan mengurangi stigma gemuk. Pelan-pelan gemuk akan diposisikan kembali, sama dengan kurus atau langsing, yakni bentuk tubuh yang bisa sehat dan bisa sakit.
Nah, jika mereka yang gemuk memilih langsing ketika sudah berpengaruh di dunia hiburan, saya pikir itu adalah kemenangan stigma. Gemuk tetap akan distigma karena buktinya mereka yang terkenal memilih meninggalkan gemuk menuju ke kurus.
Tapi patut digarisbawahi bahwa pernyataan saya ini bukan titah yang harus diamini, harus dilaksanakan. Saya hanya mengharapkan. Jika ada orang di dunia hiburan yang dulunya gemuk kemudian pengin kurus, maka itu hak mereka, seperti saya punya hak untuk berpendapat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H