Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Karius, Cemoohan Berlebihan Itu Memang Menyakitkan...

16 April 2020   07:08 Diperbarui: 16 April 2020   07:23 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper Liverpool, Loris Karius, tampak kecewa setelah gawangnya kemasukan oleh gol pemain sayap Real Madrid, Gareth Bale, pada laga final Liga Champions di Kiev, 26 Mei 2018. AFP/SERGEI SUPINSKY dipublikasikan Kompas.com

Maaf. Sepertinya kata itu yang cocok diungkapkan oleh siapa saja yang memojokkan Loris Karius dengan amat sangat. Karius jadi bulan-bulanan ketika dia menjadi kiper Liverpool di laga final Liga Champions 2018 melawan Real Madrid.

Bahkan, Karius pun mendapatkan ancaman mengerikan. Dia diancam akan dibunuh karena performa buruk di partai puncak Liga Champions itu. Seperti ditulis liverpoolecho yang mengambil dari bild, Karius mengatakan bahwa ketika pemain disiuli di lapangan karena bermain buruk, maka itu hal biasa.

Siulan fans adalah konsekuensi ketika pemain bermain buruk. Apalagi, fans datang ke stadion dengan mengeluarkan uang. Namun, kata Karius, jika pemain bermain buruk dan sampai ada ancaman pembunuhan tentu tak bisa ditolerir.

Diketahui, kala itu Loris Karius membuat kesalahan dua kali sehingga Madrid mampu mengalahkan Liverpool 3-1. Kesalahan pertama berimbas pada gol yang dibuat Karim Benzema. Kesalahan kedua berujung gol Gareth Bale.

Karius seperti tak terampuni. Dia dihajar di media sosial, di dunia nyata. Dia juga dibuang Liverpool sehingga Si Merah merekrut Alisson Becker. Padahal, kesalahan yang dilakukan Karius di final Liga Champions itu bisa jadi karena gegar otak yang dia alami.

Saat laga itu Karius berbenturan dengan kapten Real Madrid sehingga mengalami gegar otak. Gegar otak itu membuat penglihatan Karius jadi tak maksimal. Mungkin itulah yang membuat performanya buruk. Bisa jadi, buruknya performa Karius pasca pergi dari Liverpool juga karena kejadian di final 2018 itu.

Maka, Karius pun mengatakan, sudah tak sepantasnya dia dihujat habis-habisan kala itu. Sebab, dia sudah berjuang luar biasa mempertahankan gawang Liverpool agar tak kebobolan, sampai dirinya mengalami gegar otak.

Cermin dan Pelajaran
Apa yang dialami Karius jamak terjadi pada orang lain di lain kasus. Bisa saja karena momen tertentu, kesalahan yang dilakukan seseorang membuatnya dicemooh habis-habisan.

Mereka yang mencemooh mungkin memang jengkel. Namun, bisa juga mencemooh adalah kesempatan meluapkan emosi mumpung ada momen. Kita tak pernah tahu alasan sebenarnya orang melakukan cemoohan.

Padahal, cemoohan itu kadang muncul ketika sebuah kejadian hanya terlihat di permukaan saja. Namun, kejadian terdalam tak diketahui secara mendetail. Bagi orang yang diserang, koor yang memojokkan itu bisa sangat mengganggu psikologi.

Bahkan, sebutan yang memojokkan itu bisa melebar ke mana-mana. Bisa membuat orangtua yanh diolok jadi sakit. Membuat anak-anak yang diolok jadi kecil hati karena orangtuanya terus jadi bahan serangan. Bisa jadi istri atau suami dari yang diolok bisa kesulitan untuk saling menguatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun