Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Demi Nama Baik Generasi Milenial, Kakak Taufan Sebaiknya Mundur?

15 April 2020   04:30 Diperbarui: 15 April 2020   07:11 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sendiri lebih setuju Taufan mengundurkan diri. Mengundurkan diri seperti kata Isyana Bagoes Oka, adalah bentuk pertanggungjawaban paripurna. Jika salah ya mundur saja, tanpa menunggu pemecatan dari presiden. Menunggu dipecat presiden hanya akan memberi lembaran lebih kelam pada karier Taufan.

Lalu, di sisi lain, jika memang ada indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan Taufan, penegakan hukum harus dilakukan. Tapi kalau tidak ada indikasi pelanggaran hukum, tak perlu didesak-desak untuk diproses hukum. Jadi mengundurkan diri dan proses hukum dilakukan jika memang ada indikasi pelanggaran hukum.

Saya juga sepakat bahwa pada banyak ide tentang turunnya Taufan dari jabatan. Ide itu adalah soal pemerintahan yang bersih. Pemerintahan yang bersih harus diisi oleh orang bersih. Kepatutan juga menjadi pokok penting bahwa selain bersih dari pelanggaran juga bersih dari ketidakpatutan.

Di sisi lain, menurut saya ada satu hal yang perlu juga disampaikan. Taufan adalah Staf Khusus Milenial Presiden. Dalam pandangan awam saya, Staf Khusus Milenial ya berhubungan dengan generasi milenial, generasi yang saat ini berada di usia 23 sampai 38. Taufan yang masih berusia 33 tahun juga representasi dari generasi milenial.

Generasi milenial ini adalah generasi yang memiliki nilai plus. Seperti laporan Global Talent Trend LinkedIn 2020 yang dikutip kompas.com, generasi milenial cenderung memiliki keahlian di bidang teknologi, seperti hal nya penggunaan aplikasi Adobe Photoshop, AutoCAD, sampai analisis data.

Dari data itu (data dunia) juga patut dicatat bahwa generasi milenial menjadi generasi mayoritas pekerja, dengan porsi sebesar 40 persen.

Selain itu, satu hal yang perlu dikedepankan bahwa generasi milenial ini adalah generasi yang "baru". Karena masih muda, mereka cenderung tak memiliki masalah di masa lalu.

Sebab, di masa lalu mereka masih anak-anak. Di masa Orde Baru misalnya, mereka tentu tak memiliki rekam jejak yang buruk karena mereka masih muda.

Di masa geliat reformasi, mereka juga tak memiliki rekam jejak yang buruk. Sebab, saat reformasi, generasi milenial yang paling tua, masih SMA. Jika generasi milenial adalah usia 23 sampai 38, maka generasi milenial tertua adalah mereka yang lahir tahun 1982.

Maka, karena cenderung tak punya rekam jejak buruk di masa lalu karena masih muda, maka generasi ini bisa jadi contoh.

Apalagi generasi milenial menjadi mayoritas di dunia kerja. Jangan sampai orang-orang bermasalah malah menjamur di generasi milenial. Sebab, itu akan jadi problem besar di masa 20 sampai 30 tahun yang akan datang ketika generasi milenial jadi pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun