Rival Maradona untuk urusan menjadi legenda yakni Pele, juga kena semprotan. "Bilang ke Pele supaya dia kembali ke museum," kata Maradona. Pernyataan itu mungkin muncul karena Pele sudah terlalu tua.
Pele memang sering jadi bahan olok-olok Maradona. Mungkin itu pula yang membuat Pele tak mau menyebut Maradona sebagai legenda. "Neymar dikatakan lebih baik daripada Messi? Sepertinya Pele salah minum pil," kata Maradona.
"Usia mungkin mempengaruhi. Pele tidak melakukan apapun dalam 20 tahun. Bahkan, dia tak terlihat di supermarket. Dia hanya ada di acara gala FIFA bersama presiden FIFA dan dia hanya seperti boneka," ujar Maradona.
Mantan Presiden FIFA Joao Havelange juga kena tembakan kata dari Maradona. "Saya menyebut website Joao Havelangi dengan sebutan thief.com."
Eks pelatih Timnas Argentina Jorge Sampaoli juga kena sindiran tajam dari Maradona.Â
"Jika kamu melempar bola ke Sampaoli, maka Sampaoli akan mengembalikannya dengan tangan," ujar Maradona. Peryataan itu menjelaskan bahwa Sampaoli memang tak bisa bermain sepak bola yang memang menggunakan kaki.
Masih banyak ucapan panas dan tanpa basa basi Maradona yang ditujukan pada orang lain. Ucapan yang membuat banyak orang tertarik, baik tertarik karena mendukung, tertarik karena jengkel, atau tertarik karena lucu.
Maradona benar-benar bisa menjual diri di dalam dan di luar lapangan. Bagi saya, sepengetahuan saya, hanya ada satu orang yang mirip dengan Maradona di dunia olahraga, yakni Muhammad Ali.Â
Ali juga sangat berjaya di ring dan ucapan-ucapannya sangat pedas sehingga dia dijuluki Si Mulut Besar. Ali juga seorang aktivis kemanusiaan.Â
Sebenarnya ada juga yang lain, yakni gelandang elegan Brasil, Socrates. Selain seorang gelandang berkelas, dia adalah dokter, perokok berat, pemikir. Sayang, prestasi Socrates (terkait trofi) di dunia sepak bola tak menonjol.
Mungkin, untuk menjadi seorang legenda dalam dunia olahraga memang membutuhkan upaya menonjolkan diri di arena dan di luar arena.Â