Pilkada serentak tahun 2020 yang sedianya dilaksanakan pada September akhirnya ditunda. Penundaan dilakukan karena ancaman wabah corona. Sampai saat ini, belum ada keputusan KPU kapan pilkada serentak itu akan dilaksanakan.
KPU baru memikirkan tiga opsi setelah penundaan pilkada serentak 2020. Seperti diberitakan tempo, pilkada bisa dilaksanakan Desember 2020 atau Maret 2021 atau September 2021. Penundaan ini tentu akan berdampak pada para bakal calon atau para kandidat yang digadang akan maju dalam pilkada serentak.
Dua nama yang menyita perhatian dalam pilkada serentak kali ini adalah anak Presiden Jokowi dan mantu Presiden Jokowi. Anak Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka jadi kandidat untuk bertarung di Pilkada Solo. Sementara, mantu Jokowi Bobby Nasution digadang maju dalam Pilkada Medan.
Namun, sampai penundaan pilkada, sepengetahuan saya baik Gibran maupun Bobby belum mendapatkan rekomendasi dari PDI Perjuangan. Dengan kondisi penundaan pilkada ini, lalu bagaimana kans dari keduanya. Ada beberapa poin yang coba saya tuliskan, yang tentunya ini adalah prediktif.
Pertama, penundaan pilkada tentu menjadi kesempatan bagus bagi Gibran dan Bobby untuk menyosialisasikan diri dan visi misinya. Sekalipun terkenal karena memiliki hubungan dengan Presiden Jokowi, namun keduanya masih hijau di dunia politik.
Mereka harus bisa menyosialisasikan diri ke masyarakat. Sosialisasi ini akan sangat bermanfaat bagi keduanya untuk semakin dikenal oleh warganya.
Sosialisasi secara langsung bertatap muka dengan masyarakat kiranya menjadi sosialisasi yang cukup penting. Apalagi orangtua mereka dikenal karena tak memiliki jarak dengan rakyat.
Kedua, penundaan pilkada juga menjadi kesempatan bagi Gibran dan Bobby untuk terus melakukan pendekatan ke partai. Tentu saja, agar lebih aman adalah mereka mendapatkan rekomendasi dari PDI Perjuangan agar sejalan dengan Jokowi. Namun, dalam politik semuanya mungkin terjadi. Misalnya, PDI Perjuangan tak memberi rekomendasi pada keduanya.
Nah, pendekatan pada banyak partai yang potensial juga harus dilakukan agar jika mereka tak diusung satu partai, mereka memiliki kesempatan untuk diusung partai lainnya. Keduanya harus gencar mendekati partai baik di level daerah atau di level pusat.
Ketiga, kandidat lain berpotensi kedodoran. Diundurnya pilkada membuat calon yang sudah mengeluarkan banyak dana bisa kedodoran. Mereka bisa jadi akan menghitung ulang kebutuhan sosialisasi dan tetek bengeknya yang membutuhkan uang.
Sementara, Gibran dan Bobby menurut saya relatif bisa menekan pengeluaran. Sebab, bagaimanapun nama besar Jokowi sangat membantu keduanya untuk melonjak naik ke permukaan dan tinggal memberikan polesan politik saja.