Tahun 1993 RCTI, SCTV, TPI yang malam, sudah masuk ke daerah. Mulai saat itulah liga elite di Eropa bisa saya tonton. Kemudian, rutinitas melihat liga elite Eropa terus saya lakukan, sampai saya akhirnya agak bosan dengan sepak bola.Â
Sekali lagi, agak bosan, bukan bosan. Di akhir dekade 80-an dan awal 90-an adalah masa yang saya alami dan jarang sekali siaran langsung sepak bola. Hal itu mirip mirip dengan saat ini karena wabah corona.
Tapi di zaman dahulu sepak bola tak segemerlap sekarang. Dahulu banyak orang suka sepak bola karena sepak bolanya, bukan karena gemerlapnya.Â
Menurut saya, ada bedanya sepak bola disukai karena sepak bolanya dan sepak bola disukai karena gemerlapnya. Mereka yang suka sepak bola karena sepak bola akan menonton sepak bola apapun. Bahkan, kalau di tempat saya dahulu, ada pertandingan antar kampung, antusiasme warga luar biasa.Â
Habis dari sawah sore hari langsung nongkrong di pinggir lapangan lihat laga antarkampung yang gratis. Mereka yang dari sawah itu teriak dan memberi semangat kegirangan sembari membawa parang. Kalau sekarang mungkin dikira mau tawuran.
Sementara sepak bola disukai karena gemerlapnya adalah hanya menonton sepak bola yang menarik karena industrinya. Ya nonton liga liga Eropa itu. Orang yang gemerlap dengan sepak bola biasanya tak suka nonton laga antarkampung.
Itulah fenomena tahun 90-an awal dengan saat ini. Hampir mirip memang. Dulu sulit melihat sepak bola karena teknologi tak seperti saat ini. Televisi pun hanya TVRI.Â
Dulu kalau ingin mengetahui hasil laga Liga Italia secara lengkap baru bisa diketahui di hari Jumat melalui tabliod BOLA. Padahal laga Liga Italianya sudah dilangsungkan lima hari sebelumnya. Kini, laganya dilangsungkan, bisa dimonitor langsung hasilnya melalui telepon genggam.
Dulu sulit lihat sepak bola karena teknologi dan informasi terbatas. Saat ini tak bisa lihat siaran langsung sepak bola karena corona. Mirip-mirip, seperti perjalanan kereta itu. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H