Jadi, bekerja itu tinggal jalani saja. Jika bekerja di organisasi baik swasta atau pemerintah ya harus rela memberikan sebagian kemerdekaannya untuk kepentingan organisasi kerja. Sebab, memang seperti itulah organisasi.Â
Orang kalau sudah masuk organisasi harus rela memberikan sebagian kemerdekaannya untuk kepentingan organisasi, yang bahasa kerennya adalah "loyalitas". Sementara, jika bekerja wiraswasta ya memang harus berani menanggung risiko. Risikonya adalah kemungkinan gagal yang relatif besar. Sebab, wiraswasta memang kental dengan spekulasi.
Maka sekali lagi jalani saja. Semua pekerjaan ada plus dan minusnya. Anda boleh saja beranggapan bahwa pekerjaan tertentu lebih enak, tapi coba lakukan saja pekerjaan yang dianggap enak itu. Pekerjaan yang dianggap enak itu pasti akan memunculkan masalah.
Jalani pekerjaan sebaik-baiknya, lalu lupakan. Artinya bekerja ketika bekerja, kalau sudah selesai, bisa pikir yang lainnya. Saya hanya membayangkan, jenuhlah manusia ketika bekerja berjam-jam dan ketika nongkrong pun ngomong pekerjaan. Ketika libur, mensetting pekerjaan. Wuhhh, sempit sekali hidupnya. Tapi itu pun pilihan dan hak setiap orang untuk terus memikirkan pekerjaan atau tidak selalu memikirkan pekerjaan.
Jalani saja pekerjaan, jika sudah selesai bisa kumpul keluarga. Sesekali main ke rumah teman untuk sekadar bersenda gurau. Atau ketika menjelang senja mainlah ke sawah untuk melihat pemandangan sembari menggendong si kecil yang lengket dengan susunya.
Syukur syukur Anda menikmati pekerjaan Anda. Menikmati karena Anda suka. Jangan menikmati karena Anda mendapat gaji tapi tak mau kerja. Jika disuruh kerja berat sedikit, tidak mau dengan alasan macam-macam, tapi getol ketika melihat rekening di awal atau akhir bulan. Kalau gitu, namanya pekerja atau pegawai kardus! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H