Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jika Anda Pekerja Keras, Kalau Bisa Jangan Jadi Karyawan

8 Maret 2020   12:18 Diperbarui: 10 Maret 2020   00:56 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi, sumber: imediaconnection.com

Sebelum menulis lebih lanjut, saya perlu memberi batasan berdasarkan pandangan subjektif saya. Karyawan bagi saya adalah orang yang bekerja untuk organisasi yang dimiliki individu yang bertujuan untuk mencari keuntungan dengan cara legal. 

Pengusaha adalah orang yang berusaha untuk kesuksesannya. Pengusaha adalah pemain utama yang bisa jadi dibantu oleh para pihak lain. Pengusaha inilah orang yang memiliki perusahaan, baik kecil atau besar.

Tulisan ini juga hanya sebatas pada lingkungan kerja swasta dan tak menyinggung sama sekali lingkungan kerja pemerintahan. Sebab, kerja di pemerintahan itu motif utamanya adalah untuk pengabdian. Karena pegawai pemerintah itu sejatinya adalah pelayan masyarat, bukan pedagang untuk masyarakat.

Judul di atas berpijak pada pengamatan penulis pribadi. Sangat disayangkan jika pekerja keras itu hanya menjadi karyawan bagi orang lain. Pekerja keras, wajarnya adalah orang yang bisa mengusahakan banyak hal dengan berbagai cara (yang legal) dan pantang menyerah. Semangat itulah yang dibutuhkan untuk menjadi pengusaha.

Pengusaha, dalam banyak fakta, dihadapkan pada kerugian dan kekalahan yang mungkin berulang-ulang. Namun, pengusaha tidak pernah menyerah. Mereka, para pengusaha itu, terus belajar dari kerugian dan kekalahan  sampai akhirnya menemukan jalan suksesnya masing-masing.

Maka, jika Anda masih muda (di bawah 30 tahun lah) dan menilai bahwa Anda pekerja keras, maka saya sarankan agar Anda memulai jadi pengusaha saja. 

Saya pikir di usia 25 tahun sampai 29 tahun, setiap manusia pada umumnya sudah mengerti karakteristik diri masing-masing. Dia akan tahu (melalui perenungan yang jujur) apakah dia seorang pekerja keras, penjilat, penurut kalau diperintah, atau yang lainnya.

Jika seseorang yang masih muda sudah memiliki modal pekerja keras, maka tinggal dilatih untuk berkreasi,  berinisiatif, dan membangun relasi. Maka jalan terang akan berada di depan dengan jelas. Sekalipun memang, untuk mencapai jalan terang itu, harus melalui jalan bergelombang luar biasa.

Saya sendiri melihat beberapa pekerja keras malah tak menemukan "jalannya", hanya gara-gara bertahan untuk bekerja pada orang lain. Yang lebih parah adalah ketika si pekerja keras itu bekerja bagi orang yang "jahat", maka hanya akan dikeruk tenaga dan pikirannya. Setelahnya bisa jadi dibuang entah ke mana.

Maka jika Anda (apalagi yang masih muda) adalah seorang pekerja keras, jangan ragu untuk melangkah jadi pengusaha. Selain mengasah inisiatif, berkreasi, dan membangun relasi, rencanakan usaha dengan baik dengan segala rencana alternatifnya. 

Lalu, mulailah bergerak. Jika Anda adalah orang yang beragama, maka setelah bergerak maksimal, serahkan saja semuanya pada Yang Maha Kuasa.

Jika Anda adalah pekerja keras dan terkategori sebagai orang yang baik, maka ketika jadi pengusaha pun akan terpancar kebaikannya. Daripada menyerahkan sebagian perekonomian pada orang-orang bermasalah, mending dikelola oleh para pekerja keras yang baik, kan?

Terakhir, tulisan di atas adalah pandangan pribadi penulis. Bisa jadi orang lain punya pandangan yang berbeda dan itu wajar. Yang penting, "berbeda itu boleh, asal jangan menghina". (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun