"Istilah dari Feodalisme pertama kali muncul di Perancis di abad ke-16. Feudalisme merupakan penguasaan yang berkaitan dengan permasalahan kepemilikan tanah."
Istilah dari Feodalisme pertama kali muncul di Perancis di abad ke-16. Tetapi pada penjelasan dari Uskup Adalbero dari Laon, walaupun belum menyebar spesifik dari feodalisme tersebut, sejak runtuhnya otoritas dari Kekaisaran Romawi Suci, muncul lah istilah count yang berarti sebagai tuan tanah dari wilayah-wilayah yang dikuasai, kemudian pembagian mengenai sosial masyarakat tripartir, maka praktik dari feodalisme sudah dari dulu berjalan.
Feodalisme berasal dari bahasa Inggris, yaitu feudalism. Istilah dari feudal sendiri juga berasa dari bahasa latin, feudum yang artinya juga sama seperti fief, yaitu sebidang tanah yang diberikan untuk sementara (bukan permanen, hanya selama menjabat saja) dipegang oleh vasal (penguasa bawahan atau pemimpin militer) sebagai suatu imbalan atas yang berikan kepada lord yang sebagai pemilik tanah. Berarti feudalisme merupakan penguasaan yang berkaitan dengan permasalahan kepemilikan tanah.
Baca juga : Akankah Feodalisme Hilang di Tanah Pertiwi ?
Sistem Feodal Mirip Yang Ada Di Jawa
Kerajaan Mataram Islam seperti Yogyakarta dan Surakarta, tidak bisa menggaji bawahannya dengan uang. Hadiah dari raja akan diberikan kepada bawahannya yang sudah berjasa seperti tumenggung (mirip dengan knight di Eropa) untuk mengangkat sebagai adipati di wilayah yang berhasil ditaklukan melalui peperangan.
Seperti Tumenggung Arungbinang dari Kesultanan Mataram Nyayogyakarta yang mendapatkan tanah di wilayah Panjer dan kemudian menjadi adipati di kadipatennya. Arungbinang mendapatkan pemasukan pribadinya dari kas kadipaten serta tanah-tanah yang digarap oleh para petani dan pungutan pajak dari pejabat bawahannya seperti vasal (lurah).
Tumenggung harus memberikan pasukan kepada sultan apabila jika sultan sedang membutuhkan pasukan militer untuk invasi maupun melindungi teritori kesultanan, seperti Sultan Agung melakukan invasi besar mengarahkan ke wilayah Padjadjaran untuk merebut Sunda Kelapa yang diduduki oleh Portugis tetapi gagal) Dan para adipati akan menyediakan pasukannya untuk ke wilayah kadipatennya yang juga diperoleh dari vasal.
Baca juga : Feodalisme di Era Milenial, Masih Zaman kah?
Masyarakat tidak pernah tahu dan membantah dari tatanan sosial feodal seperti di masa lalu, lebih mengingat hambatan mereka yang begitu tinggi terhadap kelas bangsawan. Apalagi dengan gelarnya sultan di Mataram tidak hanya untuk mengindikasikan politik, melainkan kepada hal spiritual seperti Khalifah ing tanah Jawi.