Peradaban Islam dimulai pada abad ke-7 M, setelah Nabi Muhammad SAW menyebarkan wahyu Islam di Middle easterner. Setelah beliau wafat, umat Islam membentuk kekhalifahan yang berkembang pesat, dimulai dengan Kekhalifahan Rashidun, yang diikuti oleh Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Pada masa-masa ini, peradaban Islam mengalami kemajuan luar biasa di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, arsitektur, seni, dan ekonomi.Pada abad ke-8 hingga ke-13, Baghdad menjadi pusat peradaban Islam, terutama dengan didirikannya Snare al-Hikma yang menjadi tempat riset dan penerjemahan karya ilmiah dari berbagai budaya seperti Yunani, Persia, dan India. Ilmuwan Muslim seperti Al-Khwarizmi, Al-Razi, dan Ibn Sina menghasilkan penemuan-penemuan besar dalam matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat, yang menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa pada masa Renaisans Selain itu, di Andalusia, Cordoba berkembang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, di mana umat Islam, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dan saling berinteraksi. Kejayaan peradaban Islam berlanjut dengan pembangunan masjid-masjid megah, sistem pendidikan yang maju, serta kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan politik.Namun, pada akhir abad ke-13, serangan Mongol, Perang Salib, dan faktor-faktor inner menyebabkan kemunduran peradaban Islam.
Globalisasi membawa pertemuan antara berbagai budaya dan tradisi, termasuk budaya Islam. Dunia Islam berusaha untuk mempertahankan identitas dan nilai-nilai tradisional sambil tetap membuka diri terhadap budaya dan pengetahuan worldwide. Masyarakat Muslim berusaha menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam seperti keadilan, persaudaraan, dan toleransi.. kontribusi besar terhadap peradaban dunia. Pada time present day, peradaban Islam dihadapkan pada tantangan globalisasi, perubahan sosial, dan kemajuan teknologi, yang memerlukan adaptasi agar tetap relevan dan berkontribusi pada kemajuan umat manusia.
Dunia Islam tidak menghindari kemajuan teknologi, malah banyak negara Muslim yang beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi advanced, informasi, dan komunikasi. Teknologi digunakan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Negara-negara seperti Uni Emirat Middle easterner dan Qatar telah memimpin dalam memanfaatkan teknologi untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan advanced, dan inovasi kota pintar.
 Peradaban Islam berusaha mengintegrasikan nilai-nilai tradisional Islam dengan perkembangan zaman. Ajaran Islam yang menekankan keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta keadilan sosial, dapat berperan sebagai panduan ethical dalam menghadapi berbagai tantangan present day, seperti materialisme, konsumerisme, dan ketidakadilan sosial. Pendekatan ini sering kali dituangkan dalam bentuk gerakan-gerakan Islam moderat yang mengusung prinsip-prinsip Islam yang ramah terhadap kemajuan dan inklusivitas sosial.
Â
Media sosial telah menjadi alat penting dalam penyebaran ideologi Islam secara worldwide. Melalui stage seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube, umat Islam dapat menyebarkan ajaran agama, berbagi informasi ilmiah, serta mendiskusikan masalah-masalah sosial dan politik dalam konteks Islam. Media sosial juga telah membantu mempererat hubungan antara komunitas Muslim di berbagai belahan dunia.Meskipun media sosial membawa manfaat besar, dunia maya juga menghadirkan tantangan berupa penyebaran ekstremisme, misinformasi, dan interpretasi agama yang keliru. Oleh karena itu, banyak organisasi dan pemimpin Muslim yang berusaha untuk membangun narasi Islam yang moderat dan damai di stage advanced, serta mendidik umat Islam untuk menggunakan teknologi secara bijak dan konstruktif.Â
Perubahan Sosial di Dunia Islam:
Dampak globalisasi terhadap identitas budaya Islam merupakan salah satu isu yang penting dan kompleks. Globalisasi, yang ditandai dengan semakin terhubungnya dunia melalui teknologi informasi, perdagangan, dan pertukaran budaya, telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya dan identitas masyarakat Muslim. Globalisasi memberikan tantangan sekaligus peluang bagi peradaban Islam, yang perlu menanggapi fenomena ini dengan cara yang bijaksana untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan zaman dan pelestarian nilai-nilai tradisional. Berikut adalah dampak-dampak globalisasi terhadap identitas budaya Islam dan tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional:
Globalisasi membawa masuk nilai-nilai konsumerisme dan materialisme yang seringkali bertentangan dengan ajaran Islam yang mengutamakan kesederhanaan dan keseimbangan. Gaya hidup yang lebih mengutamakan kepemilikan barang, status sosial, dan pencapaian materi dapat mempengaruhi masyarakat Muslim, terutama di kota-kota besar, untuk lebih mengutamakan duniawi daripada otherworldly. Â Adanya perusahaan multinasional dan media sosial internasional mempercepat penyebaran budaya Barat, yang mempengaruhi preferensi dan cara hidup masyarakat Muslim, dari pola konsumsi hingga cara berpikir. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya "westernisasi" dalam budaya Muslim, yang mungkin mengancam kelestarian budaya lokal yang lebih tradisional dan berbasis nilai-nilai Islam. Globalisasi mempertemukan berbagai budaya dan agama dalam skala worldwide, yang kadang menimbulkan tantangan dalam hal toleransi antaragama dan antarbudaya. Meskipun Islam mengajarkan toleransi, perbedaan interpretasi terhadap ajaran agama atau bahkan terhadap pemahaman tentang pluralisme bisa menimbulkan ketegangan dalam masyarakat Muslim.
 Media sosial memainkan peran besar dalam penyebaran ideologi dan budaya baru, namun juga dapat menjadi sarana untuk menyebarkan ajaran-ajaran ekstrem atau interpretasi agama yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang moderat. Hal ini dapat mengancam nilai-nilai Islam yang damai dan penuh toleransi, yang perlu dijaga melalui pendidikan agama yang lebih mendalam dan kontekstual. Dalam menghadapi globalisasi, banyak intelektual dan ulama Muslim berusaha untuk melakukan reformasi pemikiran Islam agar lebih relevan dengan kondisi zaman. Pembaruan pemikiran ini penting untuk menjaga agar Islam tetap menjadi panduan hidup yang all inclusive, namun juga responsif terhadap tantangan globalisasi.Â
Kontribusi Ilmuwan Muslim di Masa Kejayaan Peradaban Islam:
Al-Khwarizmi(Matematika): Seorang matematikawan dan ahli astronomi dari abad ke-9 yang dikenal sebagai "bapak aljabar." Ia memperkenalkan konsep aljabar yang pada akhirnya menjadi dasar perkembangan matematika advanced. Karyanya Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala (Kitab Singkat tentang Perhitungan Aljabar dan Pengaturan Persamaan) sangat berpengaruh dalam pengembangan aljabar dan penerapannya dalam sains dan teknologi.
Ibn Sina (Avicenna)Â (kedokteran): Sebagai seorang dokter, filsuf, dan ilmuwan, Ibn Sina menulis Al-Qanun fi al-Tibb (Kanun Kedokteran), yang menjadi referensi utama dalam ilmu kedokteran di dunia Islam dan Eropa selama berabad-abad. Ia juga mengembangkan konsep-konsep penting dalam filsafat dan ilmu pengetahuan yang relevan hingga saat ini.Â
Al-Razi (Rhazes) (kedokteran dan kimia): Al-Razi adalah pionir dalam bidang kedokteran dan kimia. Ia menemukan alkohol sebagai antiseptik dan banyak berkontribusi pada pengembangan pengobatan penyakit infeksi dan penyakit kulit.Â
Al-Battani (astronomi): Seorang astronom yang mengembangkan metode observasi dan perhitungan yang sangat akurat pada masanya. Ia membuat perbaikan pada teori Ptolemaios tentang gerakan planet dan pengukuran panjang tahun astronomi.Â
Ibn al-Haytham (optika): Seorang ilmuwan yang sering disebut sebagai "bapak optika" karena kontribusinya dalam memahami sifat cahaya dan pengembangan prinsip dasar optik. Karyanya tentang teori penglihatan dan cahaya sangat penting dalam perkembangan ilmu optika.Â
Integrasi Tradisi dan Modernitas:Â
Peradaban Islam, sepanjang sejarahnya, telah berusaha untuk menyeimbangkan antara menjaga nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam ajaran agama dengan merangkul modernitas, yang mencakup perubahan sosial, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Proses ini tidak selalu mudah, karena ada tantangan dalam menjaga keseimbangan antara mempertahankan warisan budaya yang mendalam dan menanggapi perkembangan zaman. Namun, pendekatan yang hati-hati dan fleksibel telah memungkinkan dunia Islam untuk terus berkembang sambil mempertahankan identitasnya.
Islam menekankan pentingnya prinsip ethical dan etika yang terkait erat dengan ajaran agama. Meskipun dunia terus berubah, nilai-nilai Islam yang menekankan keadilan, kasih sayang, persaudaraan, dan keseimbangan (wasatiyah) tetap relevan di berbagai zaman. Dalam hal ini, Islam tidak hanya mengatur ibadah otherworldly, tetapi juga memberikan panduan hidup yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan politik. Salah satu nilai tradisional Islam yang penting adalah moderasi (wasatiyah), yang mengajarkan umat Islam untuk tidak ekstrem baik dalam beragama maupun dalam menghadapi perubahan zaman. Ajaran ini memungkinkan umat Islam untuk merangkul modernitas tanpa mengorbankan nilai-nilai agama yang sudah ada.Â
Salah satu cara Islam merangkul modernitas adalah melalui pendidikan. Pada masa kejayaannya, peradaban Islam menekankan pentingnya ilmu pengetahuan, yang diterjemahkan dalam pembentukan lembaga pendidikan seperti madrasah dan Snare al-Hikma di Baghdad. Saat ini, pendidikan cutting edge yang berbasis pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan humaniora dikembangkan dalam konteks Islam, dengan tetap mempertahankan ajaran agama sebagai dasar ethical dan etika. Banyak negara Islam kini menerapkan sistem pendidikan yang menggabungkan pelajaran agama dan ilmu pengetahuan umum, agar generasi muda dapat belajar tentang dunia dan agama secara holistik.Â
Dalam bidang seni dan budaya, Islam tidak menentang ekspresi artistik, tetapi mendorong agar seni tersebut dilakukan dengan menjaga nilai-nilai etika dan ethical. Seni Islam tradisional, seperti kaligrafi dan arsitektur masjid, terus dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya, tetapi juga ada pengaruh desain cutting edge yang mencerminkan kehidupan kontemporer, seperti desain arsitektur masjid yang menggabungkan elemen tradisional dan present day.Â
Peran Dunia Islam dalam Konteks Global:
Peran dunia Islam dalam membangun discourse konstruktif dengan dunia Barat sangat penting, terutama dalam konteks globalisasi yang terus berkembang. Di berbagai bidang---ilmu pengetahuan, budaya, dan politik---peradaban Islam memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada exchange yang lebih inklusif, memperkenalkan perspektif Islam yang moderat, dan menciptakan pemahaman yang lebih baik antara dunia Islam dan dunia Barat.
Dunia Islam, meskipun dihadapkan dengan tantangan dalam pembiayaan riset, memiliki potensi besar untuk berkolaborasi dengan negara-negara Barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak ilmuwan Muslim advanced yang terlibat dalam riset internasional di berbagai bidang, seperti kedokteran, bioteknologi, dan energi terbarukan. Kolaborasi ini memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pemikiran antara ilmuwan Barat dan Muslim, yang pada gilirannya dapat mengatasi tantangan worldwide, seperti perubahan iklim, penyakit menular, dan kebutuhan energi. Â Islam, seperti banyak tradisi agama lainnya, mengajarkan nilai-nilai perdamaian dan menentang kekerasan ekstrem. Dunia Islam dapat berperan dalam mempromosikan exchange tentang penanggulangan ekstremisme, menyatakan bahwa kekerasan dan terorisme tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Di sisi lain, dunia Barat juga dapat mengedukasi masyarakat Islam untuk memahami bahwa banyak stereotip negatif yang mengarah pada Islamofobia perlu ditanggapi dengan sikap terbuka dan konstruktif.Â
Ulama dan intelektual Muslim dapat berperan penting dalam memperkenalkan pemikiran Islam yang progresif dan moderat di dunia Barat. Dengan menyebarkan pemikiran-pemikiran yang berfokus pada toleransi, pluralisme, dan pembaruan pemahaman, mereka dapat membangun jembatan antara dunia Islam dan Barat, serta mengurangi kesalahpahaman yang ada.Â
Kesimpulan:
Â
Menjaga Nilai-Nilai Agama dan Moral :Â Meskipun peradaban Islam merangkul teknologi dan kemajuan sosial, ia tetap berpegang pada nilai-nilai ethical yang terkandung dalam ajaran agama. Prinsip keadilan, kesetaraan, dan moderasi menjadi landasan dalam menghadapi perkembangan zaman. Islam menekankan pentingnya teknologi yang digunakan untuk kebaikan, sesuai dengan nilai etika agama.
 Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan :  Dunia Islam terus berinvestasi dalam pendidikan dan riset ilmiah. Banyak negara Muslim kini menggabungkan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan advanced, membentuk generasi yang dapat mengintegrasikan kedua hal tersebut. Ilmuwan Muslim berperan aktif dalam kolaborasi internasional di bidang riset dan teknologi, serta dalam mengembangkan solusi untuk masalah worldwide.Â
Adopsi Teknologi untuk Kesejahteraan:Â Dunia Islam merangkul kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia. Teknologi informasi, media sosial, dan inovasi advanced digunakan untuk menyebarkan ilmu pengetahuan, memfasilitasi pendidikan, dan meningkatkan ekonomi. Aplikasi keuangan syariah dan teknologi energi terbarukan, misalnya, mencerminkan bagaimana dunia Islam mengadopsi teknologi dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip syariah.
 Menjaga Keseimbangan Antara Tradisi dan Modernitas: Islam mengajarkan keseimbangan antara mempertahankan warisan tradisional dan merangkul perubahan zaman. Dalam bidang seni, budaya, dan politik, Islam menekankan pentingnya tradisi, namun juga membuka ruang bagi inovasi yang sesuai dengan kebutuhan zaman present day.
Penulis:
Ilham Andika Putra_23060100_Mahasiswa Ekonomi SyariahÂ
Navirta SE.,ME.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H