Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Literasi Fungsional dan "Ekonomi Hati": Menghitung Nilai Kebahagiaan dalam Dunia Kapitalisme

10 Desember 2024   20:58 Diperbarui: 10 Desember 2024   20:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penelitian oleh Helliwell dan Putnam (2004) menyoroti bahwa hubungan sosial yang kuat adalah salah satu faktor utama kebahagiaan. Literasi fungsional dapat membantu kita memahami dinamika hubungan, mengelola konflik, dan membangun koneksi yang lebih dalam.

Contoh Kasus:
Seorang manajer di sebuah perusahaan mulai meluangkan waktu untuk mendengar cerita bawahannya. Hasilnya, produktivitas meningkat karena karyawan merasa dihargai dan lebih termotivasi. Studi ini didukung oleh Journal of Business Ethics yang menemukan bahwa empati pemimpin meningkatkan kepuasan kerja (Barsade & O'Neill, 2016).

3. Prioritaskan Keseimbangan Hidup

Literasi fungsional memungkinkan kita mengenali kapan harus berhenti mengejar tujuan material dan mulai fokus pada keseimbangan hidup. Studi dari OECD (2019) menemukan bahwa keseimbangan kerja-hidup yang baik berkontribusi signifikan terhadap kebahagiaan dan kesehatan mental.

Literasi Fungsional Membentuk Masa Depan Kebahagiaan

pexels
pexels

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, dunia mulai bergeser menuju bentuk kapitalisme yang lebih humanis. Penelitian oleh Deloitte (2022) menunjukkan bahwa perusahaan yang memprioritaskan kesejahteraan karyawan memiliki tingkat retensi dan produktivitas yang lebih tinggi.

Literasi fungsional akan menjadi alat penting untuk membantu individu dan organisasi menavigasi perubahan ini. Ini termasuk pengembangan literasi emosional untuk memahami kebutuhan karyawan dalam organisasi yang lebih inklusif.

Saatnya Menghitung Kekayaan dengan Hati

pexels
pexels

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa diukur dengan angka dalam rekening bank. Literasi fungsional memberi kita alat untuk membaca, memahami, dan menciptakan nilai yang lebih dalam dalam hidup kita. Dengan mengadopsi konsep ekonomi hati, kita dapat mulai membangun kekayaan sejati yang mencakup emosi, hubungan, dan kepuasan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun