Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Literasi Fungsional dan "Ekonomi Hati": Menghitung Nilai Kebahagiaan dalam Dunia Kapitalisme

10 Desember 2024   20:58 Diperbarui: 10 Desember 2024   20:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian ini juga mendukung gagasan bahwa kita memerlukan literasi emosional untuk memahami dan memanfaatkan kebahagiaan. Literasi emosional adalah kemampuan membaca dan memahami kebutuhan hati kita, yang merupakan bagian dari literasi fungsional secara holistik (Goleman, 2020).

Kapitalisme yang Mengaburkan Arti Kebahagiaan

pexels
pexels

Kapitalisme sering menciptakan ilusi bahwa kebahagiaan bisa dibeli. Namun, studi oleh Kahneman dan Deaton (2010) menunjukkan bahwa pendapatan hanya berkorelasi dengan kebahagiaan hingga tingkat tertentu, sekitar $75.000 per tahun. Setelah itu, peningkatan pendapatan tidak lagi signifikan terhadap kesejahteraan emosional.

Menurut laporan World Happiness Report 2022, negara-negara dengan GDP tinggi tidak selalu memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Misalnya, Amerika Serikat berada di peringkat ke-16 dalam indeks kebahagiaan meskipun memiliki GDP yang sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa kekayaan material bukan satu-satunya penentu kebahagiaan.

Menggunakan Literasi Fungsional untuk Meningkatkan Ekonomi Hati

pexels
pexels

1. Mengelola Emosi Seperti Mengelola Keuangan

Sama seperti literasi keuangan membantu kita mengelola uang, literasi emosional membantu kita mengelola kebahagiaan. Penelitian oleh Gross (2014) tentang regulasi emosi menunjukkan bahwa kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi secara langsung memengaruhi kesejahteraan individu.

Langkah Praktis:

  • Buat jurnal kebahagiaan harian untuk mencatat hal-hal yang membuat Anda bahagia.
  • Pelajari cara mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak memberikan nilai emosional.

2. Membangun Hubungan Sebagai Investasi Emosional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun