Penelitian ini juga mendukung gagasan bahwa kita memerlukan literasi emosional untuk memahami dan memanfaatkan kebahagiaan. Literasi emosional adalah kemampuan membaca dan memahami kebutuhan hati kita, yang merupakan bagian dari literasi fungsional secara holistik (Goleman, 2020).
Kapitalisme yang Mengaburkan Arti Kebahagiaan
Kapitalisme sering menciptakan ilusi bahwa kebahagiaan bisa dibeli. Namun, studi oleh Kahneman dan Deaton (2010) menunjukkan bahwa pendapatan hanya berkorelasi dengan kebahagiaan hingga tingkat tertentu, sekitar $75.000 per tahun. Setelah itu, peningkatan pendapatan tidak lagi signifikan terhadap kesejahteraan emosional.
Menurut laporan World Happiness Report 2022, negara-negara dengan GDP tinggi tidak selalu memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Misalnya, Amerika Serikat berada di peringkat ke-16 dalam indeks kebahagiaan meskipun memiliki GDP yang sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa kekayaan material bukan satu-satunya penentu kebahagiaan.
Menggunakan Literasi Fungsional untuk Meningkatkan Ekonomi Hati
1. Mengelola Emosi Seperti Mengelola Keuangan
Sama seperti literasi keuangan membantu kita mengelola uang, literasi emosional membantu kita mengelola kebahagiaan. Penelitian oleh Gross (2014) tentang regulasi emosi menunjukkan bahwa kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi secara langsung memengaruhi kesejahteraan individu.
Langkah Praktis:
- Buat jurnal kebahagiaan harian untuk mencatat hal-hal yang membuat Anda bahagia.
- Pelajari cara mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak memberikan nilai emosional.
2. Membangun Hubungan Sebagai Investasi Emosional