Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandangan dari 100 Tahun ke Depan: Apakah Sumpah Pemuda Masih Relevan di Tahun 2128?

1 November 2024   20:24 Diperbarui: 1 November 2024   20:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Tahun 2128 mungkin tampak jauh dari jangkauan pemikiran kita, namun dengan perkembangan teknologi dan perubahan cepat di segala bidang, seratus tahun bukan lagi waktu yang lama. Di masa depan, Indonesia telah mengalami banyak transformasi---dari kehidupan digital yang sepenuhnya terintegrasi hingga menghadapi tantangan lingkungan dan kebijakan global. Sumpah Pemuda, yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928, masih diingat sebagai momen ikonik persatuan Indonesia. Namun, seratus tahun kemudian, apakah nilai-nilai Sumpah Pemuda masih relevan dalam menjaga semangat bangsa?

Hari Sumpah Pemuda, dengan semangatnya yang kuat akan persatuan dan identitas nasional, di masa lalu menjadi pondasi yang menopang bangsa Indonesia menghadapi penjajahan. Kini, dari sudut pandang tahun 2128, kita akan melakukan refleksi mengenai keberlanjutan nilai-nilai itu, bagaimana mereka telah bertransformasi, serta dampaknya bagi generasi yang hidup di masa depan.

Perjalanan 100 Tahun Nilai Sumpah Pemuda

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Nilai Sumpah Pemuda telah mengakar dalam sejarah bangsa. Dari perjuangan era kolonial hingga reformasi digital di abad ke-21, persatuan dan identitas bangsa selalu dihidupkan melalui bahasa Indonesia dan semangat untuk bersatu. Generasi demi generasi menghidupkan kembali ikrar tersebut dalam cara mereka masing-masing, mulai dari gerakan sosial hingga aktivisme yang meluas di dunia digital. Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar ikrar bagi mereka yang hidup di tahun 1928, namun menjadi semangat yang diwariskan, meski tantangan tiap generasi terus berubah.

Generasi masa depan melihat bagaimana bangsa ini pernah bersatu untuk mencapai kemerdekaan, menyongsong demokrasi, dan menjaga keutuhan bangsa. Dari dekade ke dekade, nilai-nilai tersebut terus diuji. Namun kini, di tahun 2128, kita melihat bahwa identitas kebangsaan telah berkembang lebih dari sekadar kebanggaan nasional---ia telah menjadi identitas global yang mengintegrasikan keberagaman dunia tanpa melupakan akar Indonesia.

Sumpah Pemuda di Tahun 2128 - Apakah Masih Relevan?

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Di tahun 2128, dunia semakin mengglobal. Pemuda Indonesia tidak lagi hidup dalam batas-batas negara, melainkan dalam ekosistem yang luas, terhubung secara digital dan fisik dengan seluruh dunia. Identitas nasional, yang dahulu sangat dihargai, kini mulai mengalami gesekan dengan identitas global. Kebudayaan dan bahasa bercampur, ideologi semakin beragam, dan keterbukaan informasi membuat batas-batas identitas kian memudar.

Lalu, apakah nilai Sumpah Pemuda masih memiliki tempat? Persatuan dan kesatuan yang dahulu menjadi dasar perjuangan kini dihadapkan pada tantangan baru. Generasi 2128 tidak hanya menghadapi perpecahan internal, namun juga persaingan global yang tajam. Dalam kondisi ini, Sumpah Pemuda dianggap sebagai prinsip yang berharga namun harus beradaptasi untuk bisa tetap bertahan. Integrasi digital dan kehidupan lintas bangsa menuntut pemahaman baru tentang "persatuan," yang tidak lagi hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga sebagai bagian dari dunia yang semakin terhubung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun